Kamis 21 Nov 2013 18:03 WIB

'Australia Terancam Kehilangan Pengaruh di Asia'

Paramadina University President Anies Baswedan says that Indonesia can learn much from US Prrsidential Debate, including how a leader must ot confuse audience. (file photo)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Paramadina University President Anies Baswedan says that Indonesia can learn much from US Prrsidential Debate, including how a leader must ot confuse audience. (file photo)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar ilmu hubungan internasional yang juga rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan menyatakan Australia terancam kehilangan pengaruhnya di Asia jika negeri kanguru tersebut tidak meminta maaf kepada Indonesia terkait skandal penyadapan.

"Jika hubungan kedua negara semakin memburuk, Australia adalah pihak yang paling dirugikan karena Indonesia adalah kunci bagi masuknya pengaruh Canberra ke wilayah Asia," kata Anies dalam pernyataan resmi yang diterima Antara di Jakarta, Kamis.

Menurut peserta Konvensi Partai Demokrat tersebut, Indonesia mempunyai daya tawar yang kuat untuk menuntut Australia meminta maaf agar hubungan kedua negara kembali normal.

"Mereka membutuhkan lebih banyak dibanding Indonesia membutuhkan Australia," kata dia.

Sampai saat ini, beberapa hubungan kerja sama dengan Australia telah dihentikan sementara oleh pemerintah Indonesia. Namun langkah tersebut nampak tidak mampu memaksa Perdana Menteri Tony Abbott meminta maaf.

Di depan para anggota parlemen, Abbott pada Kamis menolak meminta maaf dan menyatakan bahwa penyadapan adalah praktek normal yang dilakukan oleh semua negara.

Menurut Anies, Indonesia harus bersikap lebih tegas dan lebih keras untuk memaksa Australia memperbaiki sikapnya.

"Penyadapan yang dilakukan oleh Australia adalah tindakan yang tidak patut dan merendahkan bangsa Indonesia, oleh karena itu pemerintah harus bersikap tegas dan keras," kata Anies.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement