REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Pembolehan Polwan untuk mengenakan jilbab disyukuri sejumlah pihak. Salah satunya Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amir Syah.
Ia mengucapkan rasa syukurnya terhadap keputusan Kapolri Jenderal Sutarman yang telah membolehkan Polwan berjilbab.''Apresiasi kepada Kapolri. Ia perhatian keinginan Polwan sesuai dengan keyakinannya,'' katanya, Ahad (24/11).
Amir menjelaskan, dengan adanya desain baju dinas dengan jilbab, Polwan yang beragama Islam tidak perlu lagi khawatir dengan pakaian 'ketat' pada polisi. Bahkan, menurut Amir, tidak hanya Polwan yang beragama Islam saja, tapi seluruh Polwan jika pakaiannya terlalu ketat bisa disesuaikan.
''Pakaian Polwan jangan terlalu Vulgar,'' katanya.
Untuk yang Polwan muslimah, dengan adanya jilbab maka akan terlihat lebih anggun dan indah. Amir menjelaskan, tidak perlu khawatir dengan adanya sejumlah orang yang tidak setuju dengan Polwan berjilbab.
Amir mengatakan, polisi yang dinilai adalah kinerja dan pelayanannya. Masalah Jilbab adalah masalah simbol berpakaian dan itu tidak ada hubungannya dengan kinerja dan pelayanan polisi.
Apalagi, berjilbab merupakan bagian dari kenyamanan, terutama bagi Polwan muslimah.
Maka kebijakan Kapolri diharapkan segera diiringan dengan diterbitkannya Perkap. ''MUI jauh sebelumnya sudah berikan saran dan rekomendasi, baru dimasa Sutarman baru dilaksanakan,'' katanya.