Senin 25 Nov 2013 17:16 WIB

Protes Zona Udara, Cina Panggil Dubes Jepang

 Pulau Minamikojima (depan), Kitakojima (kanan tengah) dan Uotsuri (belakang) yang terletak di Laut Cina Timur, di Jepang disebut pulau Senkaku sedangkan di Cina Diaoyu.
Foto: AP
Pulau Minamikojima (depan), Kitakojima (kanan tengah) dan Uotsuri (belakang) yang terletak di Laut Cina Timur, di Jepang disebut pulau Senkaku sedangkan di Cina Diaoyu.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina memanggil duta besar Jepang, pada Senin (25/11) berkaitan dengan tanggapan Tokyo untuk "zona identifikasi pertahanan udara" baru Beijing yang meliputi pulau-pulau yang diklaim oleh kedua pihak, kata kementerian luar negeri.

"Para pejabat kementerian luar negeri Cina telah memanggil duta besar Jepang untuk Cina guna mengungkapkan ketidakpuasannya dan menyatakan protes tentang sensasi yang tidak masuk akal Jepang terhadap pembentukan zona identifikasi pertahanan udara Cina," kata juru bicara Qin Gang, seperti dilaporkan AFP.

Deklarasi Cina mengenai zona indentifikasi pertahanan udara meliputi wilayah di atas pulau-pulau yang disengketakan adalah langkah berbahaya yang bisa menyebabkan masalah serius, kata Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Senin. "Saya sangat prihatin karena itu merupakan tindakan yang sangat berbahaya yang dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan," kata Abe di parlemen.

Komentar-komentar ini adalah yang pertama dari perdana menteri mengenai masalah itu sejak Beijing, pada Sabtu, secara sepihak mengumumkan akan meminta semua pesawat terbang yang berada di atas wilayah Laut Cina Timur untuk mematuhi perintah itu. Mereka juga menyatakan pada saat kementerian luar negeri di Tokyo mengatakan deklarasi tersebut memiliki "tidak berlaku apapun bagi Jepang".

"Jepang akan meminta Cina untuk menahan diri sementara kami terus bekerja sama dengan masyarakat internasional (untuk membahas persoalan itu)," kata Abe.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Cina mengatakan telah mengajukan protes resmi terhadap Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Jepang di Beijing setelah kedua negara itu mengecam rencana peraturan baru Cina mengenai wilayah udara di atas daerah sengketa di Laut Cina Timur.

Kementerian mengatakan bahwa kritik itu tidak berdasar dan tidak bertanggung jawab. Cina meminta kesadaran Amerika Serikat untuk berhenti memihak Jepang dalam sengketa atas kepulauan yang tidak berpenghuni di laut Cina Timur tersebut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement