Selasa 26 Nov 2013 21:01 WIB

Pencapresan Ical Dinilai Tak Pengaruhi Pendapatan Suara Golkar

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie memberikan pidato politik saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimas) V Partai Golkar di Jakarta, Jumat (22/11).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie memberikan pidato politik saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimas) V Partai Golkar di Jakarta, Jumat (22/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Rendahnya elektabilitas Aburizal Bakrie, dinilai tidak akan mampu memengaruhi perolehan suara Partai Golkar dalam Pemilu Legislatif 2014 mendatang.

Pendapat itu dilontarkan analis politik Universitas Diponegoro Semarang, M Yulianto di Semarang, Selasa (26/11). "Golkar tetap berpeluang untuk mendulang suara besar dalam Pemilu 2014. Tetapi, itu bukan karena faktor Ical sebagai calon presidennya dari Golkar," kata pengajar FISIP Undip itu.

Ia berpendapat tidak diakomodirnya aspirasi pengurus DPD II dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas) Golkar, berpotensi menimbulkan disparitas langkah antara pengurus pusat dengan pengurus di akar rumput.

Selama ini, kata Yulianto, mesin pemenangan parpol yang paling berperan adalah pengurus di daerah, khususnya DPD II tingkat kabupaten/kota, setelah itu baru tampilan pengurus elite atau di tingkat pusat.

"Bisa jadi, nanti pengurus DPD II hanya akan bekerja keras untuk memenangkan parpol dalam pemilu legislatif, tetapi tidak akan 'full power' untuk memenangkan Ical dalam pemilihan presiden dan wakil presiden," katanya.

Sejauh ini, ia melihat konstituen Golkar masih tetap mengapresiasi parpolnya secara realistis, seperti dari kiprah kader dan tokoh-tokohnya sehingga perolehan suara parpol berlambang pohon beringin itu tetap aman. Namun, nantinya justru akan terjadi jarak cukup lebar antara elektabilitas Golkar yang meningkat, dengan elektabilitas Ical sebagai capres yang mandek.

"Kalau sampai terjadi seperti itu, Golkar harus realistis untuk merevisi capres yang diusung. Apalagi ada wacana percepatan musyawarah nasional (munas) setelah pelaksanaan Pemilu legislatif 2014," katanya.

Jika Golkar jadi melaksanakan munas setelah Pileg 2014, kata dia, menimbulkan kerawanan perpecahan internal di tubuh Golkar yang mengakibatkan posisi Ical sebagai capres partai tersebut bisa saja terpental.

"Dalam rapimnas kemarin, posisi Ical sebagai capres Golkar sementara ini sudah aman. Tetapi belum jaminan sepenuhnya tetap aman. Apalagi, nanti melihat hasil perolehan suara Golkar dalam pileg," kata Yulianto.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement