REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM masih menetapkan status ‘awas’ pada Gunung Sinabung, Karo, Sumatera Utara. Alasannya, erupsi gunung tersebut masih terjadi dan masih mengeluarkan abu disertai awan panas.
Kepala PVMBG, Muhamad Hendastro mengatakan pemantauan yang dilakukan masih menunjukkan tingkat kegiatan vulkanik yang masih tinggi. Apalagi pada dua hari belakangan, aktivitas tersebut justru meningkat termasuk gempa.
“Dari data yang terekam sampai saat ini kondisi Sinabung gempa vulkaniknya masih terekam dengan intensitas dua hari belakangan ini meningkat. Jadi potensi letusan Gunung Sinabung masih ada,” katanya saat memberikan keterangan di Kantor Safsus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Penanganan Bencana, Selasa (3/12).
Karena itu, masyarakat di sekitar Gunung Sinabung terutama para pengungsi diharapkan bersabar. Ia pun tidak bisa memberikan jaminan waktu pasti Gunung Sinabung benar-benar aman kembali.
Dengan aktivitas gunung yang masih terekam, setidaknya ancaman masih ada bahkan hingga radius 5 km. Ia menjelaskan kondisi saat ini masih berbahaya.
Aktivitas erupsi abu yang disertai awan panas masih berpotensi terjadi. Dikatakannya, material awan panas dan lontaran material pijar dapat membahayakan keselamatan manusia. Abu letusan pun bisa mengganggu kesehatan dan merusak lingkungan.
“Kegempaan masih didominasi oleh gempa vulkanik, letusan, hembusan, dan getaran tremor vulkanik yang mencerminkan tingkat aktivitaas vulkanik masih tinggi. Potensi terjadinya banjir lahar masih tinggi, dikarenakan curah hujan tinggi. Potensi longsor di lereng gunung masih tinggi. Pemantauan secara instrumental lainnya masih menunjukan tingkat kegiatan vulkanik masih tinggi. Kesimpulannya masih dalam status Awas,” katanya.