REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR--Tingkat hunian hotel berbintang di daerah tujuan wisata Pulau Bali turun sebesar 3,19 persen dari 63,76 persen pada September 2013 menjadi 60,57 persen pada Oktober.
"Meskipun mengalami penurunan, namun tingkat hunian itu masih tergolong cukup baik saat kondisi musim sepi, karena di atas 50 persen masih mampu menutupi biaya operasional dan gaji karyawan," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Gede Suarsa di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan Bali pada Oktober 2013 menerima kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 266.562 orang, meningkat 4,53 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, atau turun 12,78 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Wisatawan mancanegara itu dalam menikmati liburan di Pulau Dewata sebagian besar menggunakan fasilitas hotel berbintang.
Gede Suarsa menyebutkan tingkat penghunian kamar (TPK) tertinggi terjadi di Kabupaten Tabanan sebesar 70,56 persen dan terendah di Kabupaten Buleleng yang 51,47 persen.
Kabupaten Badung yang sebagian besar hotel berbintang ada di wilayah itu, tingkat huniannya tercatat 65,47 persen, menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 68,59 persen.
Hotel berbintang di Kabupaten Gianyar tingkat hunian 48,22 persen, meningkat daripada bulan sebelumnya yang tercatat 59,29 persen, Kabupaten Karangasem 56,91 persen meningkat daripada bulan sebelumnya 48,92 persen.
Tingkat hunian hotel di Kota Denpasar tercatat 51,47 pesen, menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 56,71 persen.
Gede Suarsa mengatakan tiga daerah lainnya di Bali, meliputi Kabupaten Jembrana, Bangli, dan Klungkung hingga saat ini belum memiliki fasilitas hotel kelas bintang.
Oleh sebab itu, Pulau Dewata di tengah kejenuhan fasilitas hotel berbintang, ketiga daerah itu masih terbuka untuk pembangunan hotel berbintang.
DPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali mencatat di Pulau Dewata terdapat 2.260 hotel kelas bintang dan nonbintang berkapasitas 56.971 kamar.
Kamar hotel tersebut di luar vila yang keberadaannya saat ini tersebar hingga pelosok pedesaan dan banyak yang belum memiliki izin.