REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meyakinkan, Indonesia bisa menjadi unggulan mengalahkan negara lain. Karenanya, ia pun mangajak masyarakat meninggalkan pesimisme.
"Saudara harus yakin bahwa Indonesia bisa, Indonesia mampu," kata SBY di Madura, Jatim, seperti dilansir setkab.go.id, Jumat (6/12).
Dulu, katanya, ketika baru lepas dari cengkraman para penjajah Indonesia memiliki sifat dan watak yang kurang baik. Misalnya, suka merasa minder, rendah diri, kurang percaya diri, terlalu silau dengan yang serba asing. Bahkan gemar memperolok diri sendiri.
"Itu harus kita enyahkan watak dan prilaku yang negatif, yang tidak membangun optimisme yang tidak positif dan akhirnya tidak membawa kita ke era baru yang lebih menjanjikan," tuturnya.
Kemudian pada 1998, lanjutnya, ekonomi Indonesia mengalami krisis yang luar biasa. Ditambah dengan krisis lain.
Indonesia, ujarnya, dianggap menjadi negara gagal waktu itu. Tetapi dengan pertolongan Tuhan dan kerja keras kira 10 tahun, Indonesia menjadi G20. Yakni, 20 ekonomi terbesar di dunia.
"Dulu Indonesia dianggap negara yang tidak demokratis, sekarang Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga terbesar di dunia. Indonesia dulu tidak dilihat oleh kawan-kawan kita di negara lain, kini Indonesia disebut regional power, dan global player kawasan, negara terbesar di Asia Tenggara, di ASEAN dan sekaligus pemain hubungan internasional," tuturnya.
Ia menyebutkan, Indonesia juga mengemban tugas untuk memimpin panel tinggi PBB merumuskan agenda pembangunan setelah 2015. Saat ini di Bali, juga sedang dilaksanakan pertemuan penting, pertemuan internasional, yaitu World Trade Organization (WTO).
"Semua itu menunjukan, dunia makin melihat Indonesia memberikan apresiasi dan kepercayaan untuk ikut berkontribusi pada pembangunan dunia persis seperti apa yang ada dalam pembukaan UUD 1945," tukas SBY.