Ahad 08 Dec 2013 07:59 WIB

Bom Guncang Kolombia, Delapan Orang Tewas

Pasukan Revolusioner Bersenjata Kolombia (FARC).
Foto: AP
Pasukan Revolusioner Bersenjata Kolombia (FARC).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Delapan orang tewas Sabtu dalam pemboman di Kolombia yang segera menyalahkan pemberontak sayap kiri FARC yang saat ini terlibat dalam pembicaraan damai dengan pemerintah.

''Para korban, terdiri dari dua warga sipil dan enam anggota militer serta polisi, meninggal ketika kendaraan sarat dengan bahan peledak meledak di kota kecil Inza saat penduduk setempat bersiap untuk ke pasar petani,'' kata pihak berwenang.

Tujuh tentara terluka dalam ledakan Sabtu pagi tetapi kondisi mereka tidak segera diungkapkan.

Pihak militer mengatakan dalam sebuah pernyataan resmi bahwa insiden itu jelas menunjukkan bahwa FARC terus secara sistematis melakukan tindakan terorisme terhadap warga sipil.

Komisaris Polisi Rodolfo Polomino mengatakan kepada wartawan bahwa serangan itu bukti lebih lanjut dari sembarangan terorisme FARC.

''Selain dua warga sipil, mereka yang tewas termasuk seorang mayor angkatan darat, dua letnan, seorang sersan, seorang tentara dan seorang sersan polisi,'' kata pernyataan itu.

Ledakan itu terjadi saat Bogota dan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kiri Kolombia (FARC), yang didirikan pada tahun 1964, mencoba untuk menegosiasikan kesepakatan untuk mengakhiri konflik hampir 50 tahun mereka.

Dianggap sebagai pemberontakan terlama di Amerika Latin, mereka telah menewaskan ratusan ribuan orang dan lebih dari 4,5 juta lainnya mengungsi.

Pembicaraan perdamaian dimulai lebih dari setahun yang lalu di ibu kota Kuba Havana. Sejauh ini kedua pihak telah mencapai kesepakatan pada dua dari lima persoalan.

Inza adalah sebuah desa kecil dan terpencil yang terletak di wilayah Cauca yang bermasalah, dimana FARC memiliki kehadiran yang kuat. Sebagai kelompok pemberontak terbesar Kolombia, FARC memiliki 7.000 sampai 8.000 pejuang.

sumber : Antara/AFP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement