REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Chuck Hagel, Sabtu mengatakan ia mendapat jaminan dalam kunjungannya ke Kabul bahwa perjanjian yang lama tertunda yang mengizinkan pasukan AS tinggal di Afghanistan setelah tahun 2014 akan ditandatangani pada satu waktu yang tepat.
Perjanjian Keamanan Bilateral (BSA) telah menjadi pusat sengketa publik antara dua negara itu. AS semakin frustrasi akibat taktik-taktik perundingan Presiden Hamid Karzai menyangkut perjanjian itu.
Setelah melakukan pertemuan-pertemuan di Kabul, Hagel mengemukakan kepada wartawan bahwa Menteri Pertahanan Bismillah Khan Mohammadi menjamin BSA akan ditandatangani pada saat yang tepat.
Washington dan sekutu-sekutunya berulang kali menyeru Karzai menandatangani BSA. Kesepakatan tersebut menetapkan peraturan-peraturan bagi pasukan AS dan NATO beroperasi di negara itu setelah tahun 2014 untuk satu misi yang dipusatkan pada pelatihan dan serangan terhadap kelompok garis keras yang punya hubungan dengan Alqaidah.
Presiden Afghanistan, yang akan mundur tahun depan setelah menjalani masa jabatan kedua, baru-baru ini menolak menandatangani perjanjian itu segera kendatipun majelis nasional 'loya jirga' memutuskan ia harus menandatatangani
Para deputi Presiden Barack Obama memperingatkan bahwa jika Karzai tidak menandatangani sebelum akhir tahun ini, maka tidak akan ada opsi kecuali mempersiapkan penarikan seluruh pasukan AS. Apa yang disebut 'opsi nol'.
Dengan tidak adanya tentara AS di lapangan, Afghanistan akan menghadapi pemberontakan Taliban dan kemungkingan kehilangan bantuan militer satu miliar dolar AS dan bantuan internasional lainnya.