REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menentang padangan sebagian besar pengamat politik yang mengatakan jebloknya suara partai Islam karena persoalan ideologi. Menurutnya, Partai Islam jeblok bukan karena ideologi, tetapi ketiadaan logistik dan kekuatan finansial.
"Salah semua pengamat bilang partai Islam jeblok karena ideologi. Partai islam jeblok karena uangnya enggak ada," kata Muhaimini dalam diskusi "PKB dan Masa Depan Politik Nahdliyin" di Jakarta, Ahad (8/12).
Pasca mundurnya Gus Dur dari kursi kepresidenan pada tahun 2000, menurut Muhaimin, kekuatan PKB menjadi berantakan. Perolehan suara pada pemilu 2004, dan 2009 menurun drastis.
Kecenderungan pemilih, lanjut dia, tidak hanya sebatas ideologi dan janji yang disampaikan partai politik. Tetapi kekuatan parpol menghadirkan pemilih ke Tempat Pemungutan Suara (TPS). Melalui biaya transportasi dan uang lelah karena memilih.
"Money politik itu yang mengerikan. Pemilih dari NU (Nahdlatul Ulama) itu nanti bisa jadi lebih baik saya ke sawah daripada ke TPS, tapi kalau ada yang bisa kasih transpor, dia bisa ke TPS," ujar Muhaimin.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu melanjutkan, pragmatisme politik dari pemilih yang semakin tinggi itu memang menjadi persoalan paling mendasar. Apa lagi bagi PKB yang diakuinya tidak memiliki kekuatan meneyediakan logistik dan keuangan yang besar dibanding parpol lain. "Untunglah kami dimudahkan karena punya NU, ditambah ada dukungan dari Rhoma Irama," ujarnya.
Nahdlatul Ulama, dikatakan Muhaimin sebagai kekuatan keagamaan, kemanusian, dan kebangsaan yang dimiliki PKB saat ini. Hampir 90 persen warga NU disebutnya sebagai orang-orang yang akan memilih dan loyal kepaad NU sampai akhir hayat.
Karenanya, bagi PKB sangat penting memposisikan Nahdliyin sebagai kekuatan utama. Masa depan kaum Nahdliyin di mata PKB saat ini, menurut PKB terbagi dalam tiga kekuatan pokok. Pertama, menjadikan kemiskinan sebagai fokus utama. Kaum Nahdliyin yang masih hidup di garis kemiskinan menjadi sasaran utama untuk dilatih dan disejahterakan secara ekonomi.
Kedua, menyelematkan pemikiran-pemikiran besar tentang kekuatan Islam. Krisi yang terjadi di Timur Tengah membuktikan perlunya umat Islam berorganisasi. Karena jika jalan sendiri-sendiri, umat Islam akan pecah dan habis. "Yang paling penting bagaimana menyelamatkan hak demokrasi warga NU. Merebut suara NU sebanyak-banyaknya pada pemilu 2014," ujar pria yang kerap disapa Cak Imin itu.