REPUBLIKA.CO.ID, RABAT -- Partai Keaslian dan Modernitas Maroko (PAM) menyelenggarakan jajak pendapat untuk mengetahui manfaat industri dan medis penggunaan mariyuana atau ganja.
Partai ini sedang berusaha untuk memperkenalkan rancangan undang-undang pada sesi tahun depan bertujuan untuk melegalkan budidaya tanaman memabukkan tersebut.
Omset pertanian ganja setiap tahunnya mencapai 10 persen dari perekonomian Maroko dengan volume penjualan mencapai 10 miliar USD.
"Kami tidak berusaha untuk melegalkan produksi narkoba, tetapi untuk mencari kemungkinan keperluan untuk medis dan industri dan menciptakan alternatif ekonomi di wilayah perkebunan ganja," kata Milouda Hazib, ketua delegasi parlemen partai tersebut.
Partai ini berusaha untuk membuat mekanisme untuk memungkinkan petani untuk menjual hasil panen mereka kepada pemerintah daripada kepada pengedar narkoba.
"Kebijakan keamanan tidak memecahkan masalah karena ini merupakan masalah ekonomi dan sosial sehingga PAM sedang mencoba untuk menemukan alternatif yang kredibel," kata politisis PAM Mehdi Bensaid.
"Kami pikir tanaman ini dapat menjadi sumber ekonomi yang penting bagi Maroko dan warga daerah ini."
Defisit anggaran negara ini mencapai 23 persen dari PDB dan perekonomian hampir tidak dapat bertahan hidup tanpa produksi tanaman ganjanya .
Menurut PBB, Maroko merupakan penghasil 42 persen pasokan ganja dunia. Perkebunan ganja terutama ditemukan di bagian utara negara itu di pegunungan Rif. Daerah ini juga merupakan salah satu negara termiskin dengan PDB per kapita hanya 50 persen dari rata-rata nasional.