REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah pemilu raya (pemira) capres Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dinilai positif. Karena dianggap sebagai perwujudan demokatis di internal partai.
"Model pemira PKS mau pun konvensi di partai lain bagus dari sisi demokratis," ujar pengamat politik, Andrinof Chaniago.
Asalkan, katanya, proses penjaringan capres di internal partai itu jangan direkayasa dan dilakukan secara transparan. Ditambahkan, pemira PKS jangan hanya ditujukan untuk mengangkat popularitas para calon. Melainkan untuk menjaring capres internal yang berkualitas.
Wasekjen PKS Mahfudz Siddik menambahkan, pemira PKS dilakukan secara demokratis di internal partai. "Rekap sementara ada tiga nama yang mendominasi," imbuh dia.
Tiga nama itu yakni Anis Matta, Hidayat Nurwahid, dan Ahmad Heryawan (Aher). Nantinya para calon itu akan menjalanii uji publik yang rencananya akan dilakukan Desember atau Januari mendatang.
Mahfudz menuturkan, capres dari PKS akan ditetapkan sebelum pileg digelar pada 9 April 2014. Karenanya, PKS juga memandang positif adanya wacana koalisi partai Islam dalam menghadapi pilpres. Proses koalisi ini memungkinkan jika gabungan suara parpol Islam dalam pemilu legislatif mencapai di atas 30 persen.
Bila di bawah 30 persen, maka proses koalisi dinilai berat untuk dilakukan. Sehingga parpol Islam harus bekeja keras untuk meraih suara.