REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Sebuah bom mobil meledak di timur laut Irak, Senin, menewaskan 11 orang dan melukai 23 lainnya. Ledakan di Buhriz sekitar 60 kilometer (35 mil) timur laut Baghdad itu terjadi di dekat sebuah kafe.
Gerilyawan telah menyerang puluhan kafe di Irak dalam beberapa bulan terakhir. Beberapa daerah ramai lainnya berulang kali ditargetkan seperti pasar dan masjid meskipun peningkatan langkah-langkah keamanan diberlakukan oleh pihak berwenang.
Kekerasan di Irak telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sejak 2008 ketika negara itu hanya muncul dari periode pembunuhan brutal sektarian yang merajalela.
Para pejabat telah menunjuk jari pada gerilyawan yang berkaitan dengan Alqaidah yang digalakkan oleh perang saudara di negara tetangga Suriah.
Tetapi, para pengulas dan diplomat mengatakan pemerintah belum berbuat cukup untuk mengatasi masalah-masalah dalam negeri yang mendasari pemicu kekerasan.
Kerusuhan melonjak setelah pasukan keamanan menyerbu sebuah kamp protes Sunni Arab di utara Baghdad pada April. Serangan tersebut memicu bentrokan yang menewaskan puluhan orang.
Anggota minoritas Sunni Irak, yang mengeluhkan diskriminasi di tangan pemerintah yang dipimpin Syiah, telah mengadakan demonstrasi selama hampir satu tahun.
Pemerintah telah membuat beberapa konsesi yang ditujukan untuk menenangkan orang-orang Arab Sunni, termasuk membebaskan para tahanan dan menaikkan gaji para pejuang anti-Alqaidah. Pemerintah juga menggalakkan operasi keamanan terhadap gerilyawan.
Tetapi, serangan-serangan harian telah menunjukkan ada tanda-tanda mereda. ''Kekerasan telah menewaskan lebih dari 6.300 orang sejak awal tahun,'' menurut penghitungan AFP.