REPUBLIKA.CO.ID, NAZARET -- Saluran 2 televisi Zionis memaparkan laporan yang disiarkan oleh televisi Aljazeera dalam sebuah laporan yang disampaikan korespondennya di Gaza, Tamir Mishal, dari salah satu terowongan milik Brigade Al Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam Hamas.
Analis Zionis urusan Arab, Ehud Aiera, mengomentari laporan tersebut dengan mengatakan bahwa gerakan Hamas sudah hampir mengakhiri pembangunan di bawah Jalur Gaza.
Hamas dinilainya sudah mulai menyudahi periode sistem luas untuk pembangunan terowongan-terowongan dalam kerangka persiapan gerakan Hamas untuk perang yang akan datang melawan militer Zionis.
“Telah dialokasikan sebagian besar anggaran sayap militer gerakan Hamas untuk misi ini. Di mana kesatuan-kesatuan khusus bekerja menggalinya,'' kata Ehud seperti laporan Saluran 2 televisi Israel yang dikutip Infopalestina.
Hal itu dia sampaikan merujuk kepada pernyataan yang dikutip dari salah seorang anggota Al Qassam yang muncul dalam laporan Aljazeera, yang mengatakan bahwa mereka akan tetap tinggal di bawah tanah selama beberapa pekan untuk melanjutkan penggalian terowongan.
Ehud mengatakan pencegahan masuknya semen dari pihak Israel dan melalui terowongan dari Mesir telah menghalangi upaya melanjutkan pembangunan terowongan-terowongan dan upaya mempersenjatai diri mereka.
''Namun, orang-orang Hamas melihat bahwa unsur tanah akan memberi dimensi tambahan pada kekuatan pertahanannya,'' kata Ehud. ''
Di akhir wawancaranya, Ehud mengatakan prediksi-prediksi menunjukan bahwa eskalasi antara Hamas dan Israel ke depan akan menjadi berbeda. ''Ini sebagaimana yang terjadi di Vietnam kala itu. Terowongan-terowongan akan menjadi sarana perang,'' katanya.