REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Dalam membina kerukunan antarumat beragama, digelar gerak jalan sehat yang diikuti oleh semua esensi dari berbagai agama. Acara ini digelar di Lapangan Karebosi, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), yang diikuti oleh sekitar 50 ribu orang peserta.
Pihak penyelenggara, yaitu Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulsel, mengatakan acara ini digagas untuk membina dan selalu menjaga kerukunan antar masyarakat meski mereka berbeda agama. Ibu-ibu berjilbab dan laki-laki berkopiah sebagai wakil dari umat Islam hadir, para biksu, perwakilan dari umat kristen dan katolik, Hindu, dan Konghucu, melebur menjadi satu dalam acara ini.
"Rukun itu penting atau tidak?" ujar Menteri Agama, Suryadharma Ali, pada para peserta ketika melepas para peserta gerak jalan sehat ini, Sabtu (14/12). Teriakan ini pun disambut dengan meriah oleh para peserta. "Penting!" seru mereka.
Para peserta yang hadir dari seluruh wilayah propinsi Sulsel ini bersemangat mengikuti gerak jalan dengan rute mengitari kota Makassar sejauh 5 km ini. Mereka rela jauh-jauh meninggalkan rumah beratus kilometer dan menginap di malam sebelumnya, agar pada pukuk 06.00 WITA, mereka bisa berpartisipasi dalam memperlihatkan kbetapa rukunnya masyarakat yang berbeda agama ini.
Menag mengatakan, acara seperti ini perlu dilakukan agar tidak memperlebar jurang pemisah perbedaan, terutama dalam hal agama. "Dalam momeb seperti ini, masyarakat yang berbeda agama bisa saling mengenal, saling bersalaman, dan mewujudkan tujuan yang sama, yaitu menciptakan kerukunan," ujarnya.
Menurutnya, kerukunan seperti ini harus terus dijaga. Apabila dalam kondisi terburuk, terjadi konflik, ia menyerukan agar konflik dan gesekan-gesekan kecil antar individu yang terjadi, segera diselesaikan dan dicarikan solusinya. "Jangan sampai menjadi besar dan meluas dan nantinya mengatasnamakan agama," ujarnya.
Acara seperti ini, menurutnya, bisa menjadi tindakan pencegahan atas konflik antar agama. Disini memperlihatkan bahwa agama apapun di Indonesia ini, cinta kerukunan. Tidak ada salah satu agama yang punya niat untuk menciptakan konflik antar agama.