REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan Palestina dan Israel hingga kini tetap berkomitmen untuk pembicaraan damai. Ia mengatakan pihak terkait tengah berupaya untuk mencapai kesepakatan penuh pada akhir April 2014.
Berbicara pada akhir kunjungan keduanya ke wilayah tersebut dalam sepekan terakhir, Kerry mengatakan kedua pihak telah membahas kerangka kesepakatan status akhir yang akan menuntaskan isu utama dari konflik yang berlangsung selama beberapa dekade tersebut.
"Kedua pihak tetap berkomitmen untuk memenuhi kewajibannya agar tetap berada dalam meja perundingan dan bernegosiasi alot selama kurun waktu 9 bulan yang telah kami tetapkan sebelumnya," kata Kerry kepada para wartawan setelah menggelar pertemuan terpisah dengan pemimpin Palestina dan Israel.
"Dalam masa ini kami tidak membahas adanya perubahan jadwal," katanya, sekaligus menepis penilaian kedua pihak atas perkembangan negosiasi yang difasilitasi AS pada Juli lalu setelah sebelumnya vakum selama tiga tahun.
Kerry mengklaim ingin agar dua pihak menerima kerangka kesepakatan yang menyentuh seluruh isu utama, seperti keamanan, masa depan Yerusalem dan nasib para pengungsi.
Palestina khawatir kesepakatan semacam itu akan kembali menjadi alat untuk menunda harapan mereka dalam membentuk negara merdeka di Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerusalem Timur, yang dijajah Israel sejak perang 1967.