REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Majelis Al-Washiyyah (YMA) mendirikan Pondok Pesantren Tahfiz Alquran (PPTQ). Ini ditandai dengan peletakan batu pertama gedung PPTQ pada Jumat (29/11) di Jakarta.
Hadir dalam acara tersebut Mensesneg RI Dr Dipo Alam, ulama terkemuka asal Yaman, Habib Husein Ibn Muhammad al-Habsyi, Ibu Okke Hatta Rajasa.
Hadir pula Ketua Dewan Pembina YMA KH Ali Yafie, Wali Kota Jakarta Timur, Camat Jatinegara, Lurah Cipinang Cempedak, dan dihadiri pula lebih kurang 50 ulama dan habib se-DKI Jakarta.
Ketua Umum YMA KH Mohamad Hidayat mengatakan, PPTQ berdiri berkat dorongan segenap pihak akan urgensi lembaga tahfiz di tengah kota metropolitan.
Kehadiran pesantren ini kelak diharapkan mampu memosisikan Alquran secara ideal di tengah-tengah masyarakat Ibu Kota. “Jakarta menjadi barometer dakwah Islam,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, tahfiz Alquran di YMA sudah berjalan sejak 1 Ramadhan 1433 H. Kegiatan tersebut mendapat sambutan luar biasa dari para orang tua. Hingga saat ini, tercatat 150 santri yang tengah menghafal Alquran.
Usia mereka beragam dari lima hingga 17 tahun. Tenaga pengajar pun profesional dengan variasi ilmu Alquran. Sehingga, dirasa perlu memiliki gedung yang representatif sebagai pesantren.
Selain menggarap pendidikan, ujarnya, lembaga yang berdiri pada 7 Januari 2009 ini telah berkonstribusi di berbagai bidang. Meliputi kesehatan (Poliklinik YMA), dakwah dan seni budaya Islam, sosial kemasyarakatan, ekonomi, riset, edukasi dan pelatihan, serta kaderisasi.
Ia pun bersyukur YMA cukup dikenal di kancah internasional. Hal ini tampak dari kunjungan sejumlah tokoh mancanegara, seperti Prof Umar Fadillo (Presiden MIT), Syeikh DR Kamil Laboudy (Direktur Riset Alquran Mesir).
Juga tiga hafizh/hafizah cilik dunia, yakni Tabaarok (11 tahun), Yazid (9), Zaenah (7), al-Habib Attos (Hadral Maut), al-Habib Abdul Rahman ibn Syeikh (Tarem, Yaman), dan lainnya.