REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Puluhan warga korban banjir Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, terserang gatal-gatal, selain penyakit infeksi saluran pernafasan akut dan penyakit lainnya.
Seorang petugas dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Bojonegoro Anshori, Rabu (18/12), mengatakan puluhan pengungsi korban banjir Bengawan Solo yang menempati Gedung Serbaguna, milik pemkab, kebanyakan mengeluh gatal-gatal di kakinya.
Selain itu, kata dia, keluhan warga korban banjir lainnya terutama yang berada lokasi pengungsian di Gedung Serbaguna juga di tanggul Bengawan Solo yang datang berobat menderita Ispa, pegal linu, dan flu.
"Kami dalam dua hari melayani sekitar 50 warga korban banjir yang mengeluh gatal-gatal di kakinya karena terserang rangen. Jumlah itu belum termasuk korban banjir yang berobat sebelumnya dengan keluhan yang sama," kata dia, yang bertugas di posko kesehatan di Gedung Serbaguna.
Anshori yang bertugas ditemani petugas medis lainnya Herman menjelaskan warga korban banjir yang berobat tidak hanya pengungsi yang menempati Gedung Serbaguna, tapi juga warga korban banjir lainnya, di sejumlah desa di Kecamatan Kota. "Keluhan warga korban banjir lainnya yang dilayani posko kesehatan lainnya di lokasi lainnya juga sama yaitu menderita gatal-gatal," kata Herman.
Menurutnya, Dinkes juga membuka posko kesehatan di sejumlah lokasi pengungsian di sejumlah kecamatan, seperti di Kecamatan Trucuk, Kalitidu, Kanor, bahkan juga ada puskesmas keliling yang melayani korban banjir di lokasi pengungsian yang tidak terjangkau posko kesehatan.
Yang jelas, kata Anshori, para pengungsi yang mengeluh gatal-gatal memperoleh obat salep masing-masing satu pak yang bisa dimanfaatkan dalam beberapa hari. "Kami sempat kehabisan salep, sehingga harus mengambil salep lagi," ujarnya.
Sesuai data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, genangan banjir luapan Bengawan Solo di daerah setempat merendam 143 desa yang tersebar di 15 kecamatan, di antaranya, Kecamatan Trucuk, Kalitidu, Dander, Kota, Kapas, Balen, Kanor dan Baureno. Warga yang terkena dampak banjir sebanyak 8.482 kepala keluarga, di antaranya, 1.675 jiwa mengungsi di sejumlah lokasi pengungsian.