REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Wakil Menteri Luar Negeri Iran membidangi Hukum dan Hubungan Internasional, Abbas Araghchi mengatakan, perundingan nuklir Iran dan kelompok G5+1 telah membuat 'sedikit kemajuan'.
Kantor Berita Mehr melaporkan komentar Abbas Araghchi tentang pembicaraan nuklir itu setelah hari ketiga putaran keempat di Jenewa, Sabtu (21/12) waktu setempat. "Kedua pihak akan melanjutkan pembicaraan pada Minggu," tambahnya.
G5+1 adalah lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto, yakni AS, Inggris, Prancis, China dan Rusia, ditambah Jerman.
Tim perunding Iran dipimpin oleh Hamid Baidinejad, pejabat tinggi kementerian luar negeri bidang politik dan para ahli perbankan, industri minyak dan transportasi juga menghadiri pertemuan itu.
Stephen Clement, seorang ajudan ketua kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton memimpin tim negosiasi dari pihak negara-negara kuat.
Pada 12 Desember Iran dan G5+1 melanjutkan pembicaraan nuklir yang berlangsung empat hari di markas IAEA di Wina. Pada 24 November, Iran dan G5+1 menyepakati Rencana Aksi Bersama setelah beberapa hari perdebatan di Jenewa.
Perundingan-perundingan ini diadakan untuk memecahkan masalah nuklir Iran selama satu dekade yang telah menjadi sumber konflik utama antara Iran dan Barat.
Pihak Barat mencurigai program nuklir Iran mengembangkan persenjataan nuklir, namun Teheran menegaskan program nuklirnya untuk kepentingan damai.