REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran dan diplomat Uni Eropa dalam pembicaraan telepon pada Minggu menyepakati penundaan dialog nuklir yang akan dilanjutkan setelah liburan Hari Natal. Demikian kata negosiator nuklir Iran.
"Dalam pembicaraan telepon, kami sepakat untuk melanjutkan negosiasi. Karena menjelang liburan Natal, maka kami putuskan untuk menunda dan melanjutkan kembali pembicaraan sepekan setelahnya," kata Wakil Menlu Iran, Abbas Araqchi.
Negosiator nuklir Iran itu mengatakan kesepakatan tersebut dicapai setelah pembicaraan selama 45 menit antara Menlu Iran, Mohammad Javad Zarif, dan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton.
Araqchi mengatakan diskusi tentang pelaksanaan teknis pengaturan kesepakatan yang dicapai pada November lalu berjalan lambat karena perbedaan interpretasi kedua pihak soal poin-poin kesepakatan.
Negosiasi yang membahas hasil pertemuan Jenewa pada 24 November itu berlangsung selama empat hari pada Kamis hingga Minggu, namun belum ada kemajuan berarti soal kerangka dan rentang waktu kesepakatan nuklir antara kedua pihak.
Zarif mengatakan ada sedikit kemajuan antara Iran dengan negara P5+1 yang beranggotakan Inggris, Prancis, Rusia, Cina, AS, ditambah Jerman.
"Pembicaraan teknis soal penerapan kesepakatan tidak mudah, sudah ada kemajuan tetapi sangat lambat," kata Zarif dalam konferensi pers usai menerima kunjungan Menlu Italia, Emma Bonino, Minggu.
"Saya berharap semua pihak tidak terjun dalam isu yang dapat menciptakan masalah baru atau memperumit proses," kata Zarif tanpa merinci isu apa yang dimaksudnya.
Berdasarkan kesepakatan Jenewa, Iran setuju untuk membekukan sebagian kegiatan yang berkaitan dengan nuklirnya selama enam bulan dengan imbalan pengurangan sanksi dari Barat serta janji untuk tidak mendapat sanksi baru.
Negara-negara Barat dan Israel terus menuduh bahwa aktifitas nuklir Iran merupakan kedok untuk menguasai senjata nuklir. Tudingan tersebut secara tegas dibantah oleh Iran.