Senin 23 Dec 2013 14:02 WIB

Jumpa Gurano Babintang di Nabire

  Hiu Paus di Taman Nasional Teluk Cendrawasih, Papua, Sabtu (21/12). (Pushumas Kemenhut/Ary Setyadi )
Hiu Paus di Taman Nasional Teluk Cendrawasih, Papua, Sabtu (21/12). (Pushumas Kemenhut/Ary Setyadi )

REPUBLIKA.CO.ID, Nabire -- Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC) di Nabire, Papua, menyimpan potensi wisata yang sangat kaya.Tepatnya di perairan Kwatisore, Napanyaur dan Wasior, terdapat ikan terbesar di dunia, yaitu hiu paus (Rhincodon Typus) yang jinak dan hidup berdampingan dengan masyarakat setempat. Lebih dari 50 ekor hiu paus telah diidentifikasi berada di kawasan TNTC.

Tiga tahun lalu, spesies ikan dengan totol-totol putih di sekujur tubuhnya ini masih dianggap hantu oleh warga lokal. Dengan ukuran di atas 12 meter dengan bobot 20 ton, hiu ini hilir-mudik di perairan Kwatisore hampir sepanjang tahun. Padahal di tempat lain seperti kepulauan Bahama misalnya, hiu ini hanya ditemui di waktu-waktu tertentu.

Hiu paus atau sebutan lokalnya Gurano Babintang adalah filter feeder atau tipe pemakan yang 'menyaring' makananannya di dalam air. Ketika waktunya makan, hiu paus akan membuka mulutnya lebar-lebar sehingga ikan-ikan kecil masuk, kemudian mengeluarkan air yang tertelan melaui insang.

Meski berukuran super, individu ini pertumbuhannya lambat. Hiu paus baru matang secara seksual ketika panjang tubuhnya mencapai 9 meter atau usianya mencapai 30 tahun. Akibatnya hiu paus rentan terhadap ancaman. Apabila tak sengaja masuk ke dalam bagan, hiu paus pun diusir dengan benda tajam. Hiu paus juga sering tersangkut tali pancing (nelon) atau menabrak baling-baling kapal.

Sejak Oktober 2010 sampai sekarang, World Wide Foundation (WWF) pun mengadakan survei hiu paus secara berkala. Penelitian ini melibatkan warga lokal untuk memantau pergerakan hiu paus. Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) lokal, Papua Progress juga mendorong masyarakat menciptakan kawasan eco-tourism untuk menjamu wisatawan yang hendak berjumpa hiu paus.

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan bahwa pelibatan warga menjadi strategi jitu untuk menjaga alam. Ia pun melihat peluang yang besar bagi Nabire untuk menjadi tujuan wisata kelas dunia. Hanya memang diperlukan pembenahan fasilitas agar wisatawan yang berkunjung menjadi lebih nyaman.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menurut dia juga telah menginstruksikan untuk cepat membangun Papua. Untuk itu Kemenhut berkomitmen untuk membuka akses modal dan membangun sarana transportasi serta fasilitas yang layak untuk mendukung perkembangan pariwisata di Nabire. "Keuntungan dari pariwisata itu sepanjang jaman, selama semua pihak tetap menjaga kawasan tetap lestari," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement