REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Hatta Rajasa menempati elektabilitas tertinggi calon presiden dari kalangan tokoh Islam. Elektabilitaas Hatta mengungguli nama Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar dan Ketua Dewan Syuro Partai Bulan Bintang, Yusril Ihza Mahendra.
"Elektabilitas Hatta 11 persen. Yusril 6,6 persen dan Muhaimin Iskandar 5,3 persen," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indo Barometer, M. Qodari kepada wartawan di Jakarta, Senin (23/12).
Qodari mengatakan nama tokoh Islam lain yang juga masuk dalam survei capres Indo Barometer adalah Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suryadarma Ali dan Ketua Umum Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta.
Namun elektabilitabilitas keduanya masih berada di bawah Hatta Rajasa. "Suryadarma dan Anis hanya dipilih oleh 0,7 persen responden," ujar Qodari.
Qodari menyatakan nama Hatta Rajasa juga unggul di bursa calon wakil presiden. Menurutnya apabila skenario koalisi partai Islam terjadi, maka Hatta merupakan yang paling berpeluang diusung sebagai cawapres.
"Kalau terjadi koalisi partai Islam mengajukan cawapres bersama elektabilitas Hatta 14 persen, Yusril 7,8 persen, dan Muhaimin 6,1 persen," kata Qodari.
Kendati unggul sebagai capres-cawapres dari tokoh Islam, nama Hatta Rajasa justru kandas bila diadu dengan sejumlah capres dari partai nasional seperti Jokowi, Megawati, Aburizal Bakrie, dan Prabowo Subianto. "Hatta masih kalah dengan nama-nama dari partai nasionalis," ujar Qodari.
Ketua DPP PAN, Viva Yoga menyambut baik hasil survei Indobarometer. Menurutnya survei itu membuktikan Hatta sebagai tokoh yang memiliki integritas, kapasitas, dan pengalaman mengelola negara. "Survei itu bukti Hatta Rajasa sebagai tokoh nasional yang memiliki koimitmen kebangsaan yang sudah teruji," kata Viva.
Indobaro Meter melakukan survei padal 4 hingga 15 Desember di 33 provinsi kepada 1.200 responden. Responden dipilih dengan metode multistage random sampling. " Margin of error survei ini sebesar plus minus 3,0 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen," kata Qodari.