Sabtu 28 Dec 2013 04:06 WIB

Ini Kepala Arsip Nasional yang Baru

Pemimpin Redaksi Republika, Nashihin Masha (kanan) dan Ketua Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) yang baru, Mustari Irawan.
Foto: Republika/Maman S
Pemimpin Redaksi Republika, Nashihin Masha (kanan) dan Ketua Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) yang baru, Mustari Irawan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB), Azwar Abubakar, melantik Mustari Irawan menjadi Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menggantikan M Asichin.

"Kepala ANRI baru diharapkan semakin meningkatkan pelayanan dan transparansi serta akuntabilitas mengingat arsip adalah komponen penting," kata Azwar Abubakar di Jakarta, kemarin.

Dia mengatakan, arsip?nasional harus dijadikan pelajaran sejarah bagi generasi muda sebagai penerus bangsa. Kekayaan yang nilainya tak terhingga ini juga harus disiarkan secara internasional agar bangsa lain mengetahui kejayaan Indonesia sebagai bangsa yang besar.

Dia juga mengatakan, sudah seharusnya publik bisa mengakses arsip bersejarah secara digital. Artinya, ANRI harus menggunakan media yang termodern seperti digital untuk mensosialisasikan arsip-arsip bersejarahnya. Dengan demikian, arsip bersejarah Indonesia dapat dikenal luas oleh pasar internasional.

Sementara itu, Mustari Irawan mengatakan, ANRI juga akan melakukan digitalisasi arsip untuk memaksimalkan pengamanan arsip. "Secara bertahap akan ditentukan mana 'hardcopy' dan mana yang bisa disimpan dalam bentuk 'softcopy'. Dengan cara seperti ini akan memudahkan masyarakat melihat arsip.

Menurut dia, arsip perlu dikemas menjadi file digital yang dapat diakses dan disimpan dalam perangkat lunak komputer. "Kita ini bangsa yang besar karena sejarah yang panjang. Agar dikenal sebagai bangsa yang besar, tentu kita harus mengenalkan sejarah bangsa melalui kearsipan nasional ke seluruh penjuru dunia," kata yang pernah menjabat Deputi Bidang Konservasi Arsip ANRI.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement