REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Morgan Stanley dinilai terlalu tendensius memasukkan Indonesia ke dalam kelompok lima negara yang rentan terhadap krisis (fragile five). Pengamat ekonomi UI Muslimin Anwar mengatakan ada beberapa hal yang membuat Indonesia tak layak masuk kategori tersebut bersama India, Brasil, Afrika. Selatan, dan Turki.
Pertama, kata Muslimin, defisit transaksi berjalan Indonesia pada 2013 ini diperkirakan hanya mencapai -3,4% yang berarti berada jauh di bawah India (-4,9%), Afsel (-6,4%) dan Turki (-6,8%).
"Ke depan, defisit transaksi berjalan Indonesia akan semakin mengecil dan jauh meninggalkan Turki, Afsel, India dan Brasil yang masing-masing masih tinggi yaitu Turki -7,3%, Afsel -6,5%, India -4,6%, dan Brasil -3,2%," kata Muslimin, Ahad (29/12).
Selain itu, cadangan devisa Indonesia sebasar 97 miliar dolar AS atau setara dengan 5,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri masih jauh di atas cadangan devisa Afrika Selatan yang hanya 39,6 miliar dolar AS.
Dari sisi kemampuan membayar utang jangka pendeknya dibandingkan terhadap cadangan devisanya, kata Muslimin,Turki tercatat sangat rentan karena mencapai 134%. "Sementara Indonesia jauh di bawah itu, dan juga jauh berada di bawah Afsel yang tercatat rasionya sebesar 72%," jelas dia.