Jumat 03 Jan 2014 14:15 WIB

Hatta Sebut Kenaikan Harga Elpiji 12 Kg Sudah Tepat

Rep: esthi maharani/ Red: Taufik Rachman
Gas Elpiji 12 kilogram mulai langka di Bandar Lampung.
Foto: Dok Republika
Gas Elpiji 12 kilogram mulai langka di Bandar Lampung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menilai kenaikan harga elpiji 12 kilogram oleh PT Pertamina (Persero) sudah tepat. Apalagi Pertamina terus mengalami kerugian yang nilainya bisa triliunan.

"Jika tidak dinaikan, maka PT Pertamina sebagai distributor bisa terus merugi akibat subsidi yang diberikan untuk harga gas elpiji 12 kilogram. Saya sudah bilang, apa yang diusulkan Pertamina sudah benar," kata Hatta, Jumat (3/1).

Hatta mengatakan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan kerugian harga karena tidak sesuai produksi. Sebelum adanya depresiasi rupiah, Pertamina sudah rugi Rp 5 triliun.

Pelemahan nilai tukar rupiah menambah kerugian Pertamina sebesar Rp 600 miliar-Rp 700 miliar.Hal tersebut disebabkan gas produk elpiji 12 kilogram masuk kategori non-subsidi.

Secara perhitungan bisnis, Pertamina seharus bisa meraup untung dari penjualan gas produk elpiji 12 kilogram. Namun, pada kenyataanya produk tersebut masih mendapat subsidi yang ditalangi oleh Pertamina.

"Untuk menghindari kerugian, Pertamina harus meningkatkan keuntungannya untuk yang non-subsidi. Karena saat ini Badan Pemeriksa Keuangan sudah menemukan banyak kerugian di Pertamina, akibat subsidi yang terlalu berat untuk harga elpiji 12 kilogram," kata dia.

Hatta juga mengatakan kenaikan harga elpiji 12 kilogram sepenuhnya wewenang Pertamina. Pemerintah, lanjutnya, tidak dapat memaksakan karena sudah menjadi keputusan dalam rapat umum pemegang saham.

"Pemerintah tidak memiliki kewenangan untuk mengintervensi kecuali menyangkut subsidi,"katanya. Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) berharap pemerintah segera memberi izin menaikan harga elpiji tabung 12 kilogram Rp 25.400 per tabung.

Pertamina mengaku sudah merugi Rp 16 triliun selama 4 tahun karena harga elpiji 12 kilogram tidak naik. Jika tahun ini harga elpiji 12 kilogram tidak naik juga, Pertamina memperkirakan akan kembali merugi Rp 5 triliun pada 2013.

Menurut Vice Presiden Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir, kerugian Pertamina tersebut karena penjualan elpiji 12 kilogram yang dilakukan Pertamina jauh di bawah harga pasar.Elpiji 12 kilogram yang dijual Pertamina saat ini per kilogram dijual seharga Rp 5.850, sedangkan harga keekonomian sekitar Rp12.500 per kilogram.

Ali menjelaskan Pertamina sudah merencanakan kenaikan elpiji 12 kilogram sebesar Rp2.166 per kilogram atau Rp25.400 per tabung, atau dijual menjadi Rp95.600 pertabung."Saat ini elpiji 12 kilogram masih dijual Pertamina dengan harga Rp70.200 per tabung," katanya.

Walaupun dilakukan perbaikan harga tersebut, Pertamina tetap tidak akan memperoleh keuntungan, hanya mengurangi angka kerugian. Dengan kenaikan Rp 2.166 per kilogram tersebut pada 2013, Pertamina bisa mengurangi kerugian menjadi Rp1,1 triliun atau kerugian pada 2013 diprediksi menjadi Rp3,9 triliun.

"Jika tidak ada perubahan harga penjualan elpiji 12 kilogram, maka diprediksi di 2013 ini Pertamina akan rugi Rp5 triliun," kata Ali.Ia menjelaskan untuk menaikkan elpiji 12 kilogram tersebut, Pertamina tidak perlu meminta izin dari pemerintah, tapi hanya menyampaikan atau mengomunikasikannya, karena pemerintah adalah pemegang saham dari Pertamina.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement