REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang polisi berpangkat Briptu tewas usai ditusuk oleh sekelompok orang di Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara Ahad (5/1). Polisi muda bernama Deni Alfian Hadi (24 tahun) itu tewas ketika tengah merelai keributan, antara oknum anggota tentara dan preman di sekitar lokalisasi Kalijodo.
Kematian anggota Polres Tangerang ini turut disesalkan oleh Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas). Komisioner Kompolnas, Hamidah Abdurahman menyatakan kepihatinannya atas gugurnya Deni.
Hamidah mengatakan, andai benar Deni tewas oleh oknum TNI, maka peristiwa semalam patut disayangkan. Pasalnya di tengah upaya Negara untuk menghadirkan keamanan jelang Pemilu 2014, dua isntitusi bersenjata ini malah masih kerap berseteru di jenjang prajurit.
"Harus diusut tuntas, seperti selama ini dengan damai," ujar Hamidah, Ahad (5/1).
Sekali lagi andai dugaan pembunuh Deni mengarah ke tentara benar adanya, Hamidah meminta TNI dan Polri dapat segera berdamai. Dia mengatakan, satu di antara dua institusi ini tak boleh merasa lebih senior, sehingga keributan tak akan mudah terjadi. "Bila terbukti (ada indikasi) oknum pelaku harus ditindak tegas dan dihukum berat agar tak berbuat hal serupa," kata wanita berjilbab ini.
Deni tewas dengan luka tusukan dan sejumlah luka lebam di tubuhnya. Diduga kuat, almarhum tak hanya tewas ditusuk namun sebelumnya mendapat perlakuan brutal dari para pelaku.
Atas kejadian ini, penyidik dari Polda Metro Jaya dibantu Pom Angkatan Laut melakukan pemeriksaan dan memburu pelaku.