Rabu 08 Jan 2014 07:45 WIB

Cara Baru Wujudkan Nasionalisme Ala Cokelat

Rep: Niken Paramita Wulandari/ Red: Hazliansyah
Band Cokelat dengan formasi baru beraksi di depan ribuan pasang mata di Universita Muria Kudus (UMK), Kudus, Jateng, Rabu (16/5). Semenjak mundurnya Kikan (vokalis) dan Ervin (Drum) band yang berdiri sejak 16 tahun lalu tersebut tetap berkarya dengan mengg
Foto: Antara
Band Cokelat dengan formasi baru beraksi di depan ribuan pasang mata di Universita Muria Kudus (UMK), Kudus, Jateng, Rabu (16/5). Semenjak mundurnya Kikan (vokalis) dan Ervin (Drum) band yang berdiri sejak 16 tahun lalu tersebut tetap berkarya dengan mengg

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi grup band Cokelat, musik adalah salah satu cara mereka untuk membangkitkan rasa nasionalisme anak muda di Tanah Air. Jika sebelumnya Cokelat dikenal dengan lirik-lirik patriotiknya, kali ini Cokelat mengemasnya dengan cara yang berbeda.

Di album barunya nanti, Cokelat yang datang dengan formasi baru ini banyak bercerita soal lingkungan. Inisiatif ini mereka dapatkan kala konser di pelosok daerah selama dua tahun belakangan.

"Selain album dan single baru kita sedang mendalami sebuah pergerakan untuk anak-anak kota di 2014 ini. Sudah saatnya kita memperhatikan lingkungan," kata sang bassist, Ronny di Jakarta, Selasa (7/1).

Selain belajar dari pengalaman mereka, grup band asal Bandung ini juga belajar dari berbagai komunitas pecinta lingkungan. "Kita bisa sharing apa saja yang sudah kita pelajari dari komunitas-komunitas pecinta alam," lanjut pria bernama asli Febrianto Nugroho Surjono ini.

Semua ide ini mereka tuangkan pada sebagian besar lagu mereka di album terbaru Cokelat yang rencannya akan dilis dalam waktu dekat ini. Diantarnya single "Hidup Itu Cinta" dan "Bersamamu Kita Akan Membuat Perbedaan". Meski secara harfiah mereka tidak menuliskan tentang kata-kata lingkungan.

Semua lagu ini akan mereka mainkan dengan gaya khas bermusik Cokelat. Rock namun tetap catchy didengar.

Kedepan, Cokelat berharap musik yang mereka buat ini akan berefek panjang bagi para pendengarnya. "Mudah-mudahan efeknya panjang. Pemikiran-pemikiran baik yang kita punya bisa nular," kata Ernest, gitaris Cokelat dikesempatan yang sama.

"Mencintai lingkungan adalah bentuk nasionalisme kita," ujar Ronny.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement