REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang merasa suasana hatinya membaik setelah menyantap makanan tertentu. Saat sedih atau kesal, misalnya, ada orang yang langsung mengonsumsi camilan manis seperti cokelat dan es krim, lantas mendadak merasa mood-nya lebih bagus.
Namun, benarkah ada penjelasan ilmu pengetahuan di balik kemampuan makanan tertentu untuk memengaruhi emosi kita? Psikiater Georgia Ede menjelaskan, sejumlah zat dalam makanan memang dapat mengatur hormon, tetapi ada juga yang hanya memberikan bantuan sementara.
"Istilah comfort food atau makanan yang menenangkan adalah kode untuk makanan yang meningkatkan kadar gula darah dan dopamin, yang dapat memberikan rasa lega yang cepat dan sementara ketika Anda merasa kesal, cemas, atau kewalahan," kata Ede, dikutip dari laman Huffington Post, Ahad (18/2/2024).
Ironisnya, makanan sejenis itu, yang kaya akan karbohidrat olahan, justru mendorong ketidaknyamanan emosional. Namun, terdapat kategori nutrisi lain yang dapat memberikan dampak positif terhadap suasana hati dan terbukti secara ilmiah dapat mengatur hormon yang memengaruhi suasana hati.
Menurut penelitian, sifat makanan yang mengatur suasana hati berhubungan langsung dengan triptofan. Itu adalah asam amino esensial yang tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh manusia dan oleh karena itu harus diperoleh melalui makanan.
Triptofan ditemukan dalam banyak makanan, termasuk kacang-kacangan, oat, pisang, susu, tuna, keju, dan ayam. Mengonsumsi makanan tinggi triptofan dapat berkontribusi pada peningkatan kadar serotonin di otak sehingga memberikan efek positif pada mood.
Akan tetapi, Ede mengingatkan bahwa asam amino lebih merupakan kekuatan pengatur daripada pendorong. Otak menyerap triptofan dari aliran darah dan menggunakan sebagiannya untuk membuat serotonin, neurotransmitter yang membantu mengatur emosi.
"Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen triptofan dapat memberikan sedikit manfaat bagi kesehatan mental, namun belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan kaya triptofan dapat melawan perasaan sedih," kata Ede.
Penulis buku Change Your Diet, Change Your Mind itu juga menjelaskan bahwa hubungan antara keadaan pikiran dan apa yang dimakan seseorang adalah hal yang rumit. Jika seseorang sedang merasa kesepian, dia tidak bisa serta merta melawan perasaan tersebut hanya dengan mengonsumsi makanan tertentu.
Makanan tertentu mungkin membantu mengurangi bad mood atau kesepian selama beberapa waktu, namun itu tidak memberi efek seterusnya. Seseorang juga harus melakukan sesuatu terkait apa yang dia alami, misalnya mengobrol dengan orang terdekat atau melakukan hal menyenangkan.