REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Bagian Umum Kantor Cabang Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kota Bandung, Agus Ramlan mengakui ada keluhan dari peserta BPJS yang masih dibebani biaya dalam berobat.
Dikatakan Agus, biaya itu berasal dari selisih antara yang ditanggung BPJS dengan total semua biaya perawatan pasien di rumah sakit tersebut ketika berobat. Meski demikian, pihaknya memaklumi terjadinya hal tersebut karena masih dalam masa transisi dalam menjalankan sistem baru ini.
Agus menegaskan, rumah sakit seharusnya tidak perlu lagi memungut biaya dari pasien karena hal itu akan menjadi urusan pihak rumah sakit dengan BPJS.
"Intinya pasien (peserta BPJS) tidak boleh dipungut biaya lagi," katanya saat ditemui RoL di kantornya di Jalan Pelajar Pejuang 45 nomor 66, Kota Bandung, Kamis (16/1).
Agus melanjutkan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan pelayanan yang diberikan rumah sakit terhadap pasien. Pihaknya akan selalu mengontrol pelayanan rumah sakit yang telah bekerjasama dengan BPJS dalam hal penanganan terhadap pasien.
Menurutnya, saat ini ada 32 rumah sakit di Bandung, baik swasta maupun negeri yang bekerjasama dengan BPJS. Meski demikian bukan berarti yang belum bekerjasama dengan BPJS tidak menerima pasien peserta BPJS.
Agus mencontohkan, dalam kondisi gawat darurat seperti kecalakaan, rumah sakit harus menerima pasien tersebut untuk pertolongan pertama.
Setelah melalui masa kritisnya, pasien baru dipindahkan ke rumah sakit yang telah bekerjasama dengan BPJS. "Nanti kita yang akan ganti semua biaya perawatan pasien di rumah sakit tersebut."