Kamis 16 Jan 2014 21:58 WIB

Diguyur Hujan, Beberapa Ruas Jalan di Yogya Berlubang

 Peringatan tanda jalan berlubang (ilustrasi).
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Peringatan tanda jalan berlubang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Jalan yang berlubang akibat gerusan air hujan di Kota Yogyakarta cukup banyak. Bahkan di satu ruas jalan jumlah lubang bisa mencapai puluhan.

Menurut Kabid Binamarga Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Kota Yogyakarta, Wijayanto, mengatakan, sedikitnya ada empat ruas jalan di Kota Yogyakarta yang berlobang. Ruas jalan tersebut adalah Jalan Cendana, Suryotomo, Veteran dan Jalan Parangtritis.

"Awalnya berlobang kecil, tetapi karena gerusan hujan menjadi lobang besar," ujarnya, Kamis (16/1).

Lubang kecil di jalan-jalan tersebut menurutnya, akibat pembuatan saluran air hujan, pemasangan kabel optik dan saluran limbah yang penutupannya tidak sempurna.

Dipicu hujan dan arus lalulintas yang padat, maka lubang kecil itu menjadi semakin besar dan bisa membahayakan pengguna jalan. Terkait lobang di jalan ini pihaknya sudah menerjunkan tim untuk melakukan penambalan terhadap jalan-jalan yang berlubang tersebut.

Ada 30 orang yang terbagi dalam tiga tim yang mobile melakukan penambalan jalan berlubang di Kota Yogyakarta sejak awal Januari lalu.

"Mereka terus keliling, kalau ada jalan berlubang langsung kita tambal agar tidak membahayakan. Hanya saja musim hujan begini, kalau hujan turun terus menerus pengerjaanya tertunda," ujarnya.

Hingga saat ini tim tersebut baru bisa menyelesaikan penambalan jalan berlubang di ruas Jalan Cendana dan Suryotomo. Untuk ruas jalan lainnya baru akan diselesaikan secara bertahap.

Pihaknya sendiri mengusulkan anggaran perbaikan jalan di Kota Yogyakarta melalui APBD setempat sebesar Rp 5,6 Miliar selama 2014 ini.

Sementara itu terpisah, Kasie Data dan Informasi Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Tony Agus Wijaya mengatakan, curah hujan di wilayah Kota Yogyakarta dan sekitarnya cukup tinggi hingga awal Februari 2014 mendatang.

Sebab, puncak musim hujan di wilayah DIY terjadi pada akhir Januari hingga awal Februari 2014 ini. "Curah hujan tertinggi memang pada akhir Januari hingga awal Februari mendatang dengan curah hujan mencapai lebih dari 100 milimeter dalam sehari," ujarnya.

Selain curah hujan tinggi kata dia, durasi hujan menurut dia juga lama sehingga dalam sehari bisa saja terjadi hujan secara terus menerus. Kondisi ini kata dia, merata di seluruh wilayah di DIY.

Oleh sebab itu, kata dia, wilayah bantaran sungai dan lereng yang rawan longsor diharapkan untuk waspada terhadap bahaya banjir dan longsor.

"Hingga detik ini belum ada ancaman gangguan cuaca jangka pendek, namun kita akan melakukan pemantauan terus menerus karena ada bibit badai tropis di dekat Australia," katanya.

Bibit badai ini diprediksikan bisa berpengaruh pada kondisi cuaca di DIY termasuk Yogyakarta dalam empat atau lima hari ke depan. Salah satunya adalah bertambahnya curah hujan di wilayah DIY akibat pengaruh badai tersebut. Namun hal itu masih akan terpantau dalam dua hari ke depan.

Curah hujan tinggi ini menurutya, juga berpengaruh pada kondisi jalan raya di Kota Yogyakarta. Karena kerusakan jalan yang sudah ada akan semakin parah jika tergerus air hujan atau banjir.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement