Jumat 17 Jan 2014 13:37 WIB

Pasek: Partai Demokrat itu Naif

Rep: bambang noroyono/ Red: Damanhuri Zuhri
Gede Pasek Suardika
Foto: antara
Gede Pasek Suardika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Demokrat (PD) yang juga anggota DPR Gede Pasek Suardika menolak kedekatannya dengan mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum sebagai alasan pemecatannya dari keanggotan partai. Kata dia, hak semua orang untuk dekat dan akrab dengan siapa pun.

"Selama ini kan tidak ada pakta integritas dan aturan tertulis (di PD) yang melarang anggotanya untuk berteman dengan Anas," kata dia di Gedung DPR/MPR, Jumat (17/1).

Jika kedekatannya dengan Anas dijadikan ketidaksukaan pimpinan PD agar memecat dirinya, maka keputusan tersebut, kata dia, aneh jika tak ingin disebut naif.

Pasek dipecat dari keanggotan PD. Bukan cuma itu, politisi asal Bali ini pun dipecat dari keanggotaan DPR. Pemecatan terhadapnya dikirimkan lewat surat resmi penarikan dari DPP PD, Kamis (16/1). Namun, hingga sekarang alasan pasti pembuangan terhadap Pasek belum jelas.

Pasek pun hingga sekarang, belum menerima surat resmi pemecatannya. Baik keanggotaan di partai maupun sebagai anggota DPR. Namun disinyalir, pemecatan terhadap Pasek lantaran dianggap sebagai bagian dari target 'bersih-bersih' partai penguasa dari unsur bekas ketua umum partai itu.

Seperti diketahui, selama ini Pasek merupakan kawan akrab Anas. Setelah Anas ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK lantaran diduga korupsi proyek Hambalang 2013 lalu, Anas resmi mundur dari ketua umum partai bintang mercy itu. Pasek adalah salah satu kerabat politik dekat Anas.

Meski pun tidak ikut mundur sebagai anggota PD, namun Pasek ikut mendirikan perhimpunan baru bikinan Anas, yakni Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI). Anas pun mendudukkan Pasek di kursi Sekertaris Jenderal PPI.

Seluruh anggota PPI, selanjutnya menjadi basis masa besar pembela Anas. Kelompok ini pula yang hingga sekarang menilai Anas adalah korban politik penguasa. Ketika Anas di tahan KPK baru-baru ini, Pasek berada dideretan orang-orang yang menolak penahanan politisi asal Blitar itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement