Jumat 17 Jan 2014 16:16 WIB

Badan Intelijen AS 'Sadap' 200 Juta SMS dari Seluruh Dunia per Hari

Rep: Alicia Saqina./ Red: Joko Sadewo
 Handphone  (Ilustrasi).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Handphone (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  WASHINGTON – Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) kini melakukan aksi lainnya. Lembaga Intelijen AS ini dikabarkan telah mengumpulkan hampir 200 juta teks layanan pesan singkat (SMS) per hari, dari seluruh dunia.

 

Guardian pada Kamis (16/1) melaporkan, pesan-pesan singkat yang dikumpulkan NSA tersebut, kebanyakan berisi tentang rencana perjalanan orang, nomor telepon, serta data transaksi kartu kredit di seluruh dunia. Surat kabar Inggris ini, mengutip penyelidikan yang dilakukan bersama stasiun televisi Inggris menyebutkan, pengumpulan SMS itu menyiratkan makna, bahwa NSA memang mampu melakukan apa saja.

Seperti yang dikutip dari kantor berita Reuters, adanya aksi pengumpulan SMS ini juga Guardian dapatkan, berdasarkan bahan dan keterangan dari mantan kontraktor NSA, Edward Snowden.

 

Tak hanya soal SMS, surat kabar ini juga menyebutkan, sejumlah dokumen tersebut menunjukkan bahwa agen mata-mata Inggris GCHQ telah menggunakan database NSA untuk mencari metadata atas komunikasi orang-orang Inggris yang tidak beralasan untuk ditargetkan NSA. Selain itu, dokumen penyelidikan ini juga menyebutkan, komunikasi yang berasal dari nomor telepon AS sudah dihapus dari database. Sedangkan nomor-nomor dari negara lain, termasuk Inggris, disimpan.

 

Sejarah aksi ‘pencurian data’ SMS dari seluruh dunia oleh NSA ini bahkan tercatatkan. Presentasi subjudul milik NSA di 2011 mencatatkan, di tahun itu, setiap harinya selama April badan intelijen Paman Sam ini berhasil mengumpulkan 194 juta teks pesan singkat.

 

Guardian mengatakan, atas hal ini NSA telah memperluas jangkauan intelijennya. Dinilai NSA telah menggunakan database pesan singkat yang begitu luas, untuk mengambil informasi tentang perjalanan orang lain, transaksi keuangan, daftar nomor telepon, dan banyak lainnya. Sayangnya, tak ada yang mencurigai aksi kegiatan ilegal itu.

 

Atas hal ini, Presiden AS Barack Obama pada Jumat (17/1) dijadwalkan untuk mengumumkan pernyataannya perihal program penyadapan NSA, yang diketahui publik berdasarkan pengakuan dari Snowden itu.

Maka tak heran pertanyaan tentang pemerintah AS memata-matai warga sipil dan pejabat luar negeri itu pun, menyeruak ke permukaan pada bulan Juni. Tepatnya, ketika Snowden membocorkan rahasia terkait koleksi besar-besaran terkumpulnya data-data telepon dan hasil penyadapan program rahasia oleh NSA, sebelum pria itu melarikan diri ke Hong Kong dan kemudian ke Moskow.

 

Terkait dugaan penyadapan dan pengumpulan ratusan juta teks pesan singkat tersebut, NSA menyampaikan, terkadang peristiwa itu terjadi secara tak sengaja. Pihak NSA mengatakan, data-data itu terkumpul secara kebetulan, terhimpun dalam misi intelijen asing NSA yang mengawasi perlindungan privasi warga-warga AS. ‘’NSA pun aktif bekerja untuk menghapus data-data asing, data-data terkait warga negara asing yang tak bersalah. Proses penghapusan ini kami lakukan secepat mungkin,’’ jelas perwakilan NSA.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement