Ahad 19 Jan 2014 00:46 WIB

Perhatikan Hal Ini Sebelum Merekrut Pembantu Rumah Tangga (2)

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Endah Hapsari
pengasuh anak muslimah (ilustrasi)
Foto: al-arabiya
pengasuh anak muslimah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam sebuah riwayat Bukhari, Rasulullah bersabda, “Allah SWT berfirman, ‘Ada tiga kategori golongan yang Aku menentangnya (kelak) di hari kiamat: lelaki yang berinfak kemudian ditarik kembali, lelaki yang menjual orang merdeka lalu memakan uangnya, dan orang yang mempekerjakan pekerja dan telah mendapatkan hasilnya, tetapi tidak memberikan upah.”

Termasuk dalam poin ini ialah hendaknya membayar upah pembantu tepat waktu dan tidak menundanya selama ia mampu. Seorang majikan yang mampu lantas tidak menunaikan kewajibannya, maka tindakan itu dikategorikan sebagai perbuatan zalim. “Penundaan (membayar utang) orang yang kaya adalah zalim.”

Riwayat lain dari Abdullah bin Umar menganjurkan agar menyegerakan pembayaran upah para pembantu. Disebutkan, permisalan jangka pembayarannya ialah sebelum keringat pekerja yang bersangkutan mengering. 

Ketiga, tidak memberikan beban pekerjaan yang melampaui batas kemampuan mereka. Jangan sampai hal ini disepelekan. Membebani pembantu dengan tugas yang berat bisa menyakiti mereka. Perlakukanlah mereka seperti bagian dari keluarga sendiri. Rasulullah mewanti-wanti agar hal itu dilakukan. 

Dalam hadis riwayat Bukhari dijelaskan bahwa barang siapa yang saudaranya berada di bawah perintahnya (bekerja untuknya), maka berikan makanan yang sama dengan yang ia makan, pakaian yang ia kenakan, dan hendaknya tidak memberikan tugas di luar batas kewajaran yang lantas dapat menyebabkan sakit. 

Keempat, tidak berlaku kasar terhadap pembantu, apalagi menganiaya mereka dengan pukulan, tamparan, ataupun bentuk penganiayaan lainnya. Termasuk, menyakiti mereka dengan perkataan-perkataan hina yang merendahkan dan mencibir kehormatan mereka. Diriwayatkan dari Abu Mas'ud Al Badari RA, ia berkisah suatu saat ia pernah mencambuk pembantunya dengan cambuk. 

Ia mendengar seseorang berbicara dan menegurnya dari belakang. Awalnya, ia tak mengerti apa yang dimaksud lelaki tersebut. Betapa kagetnya bahwa sosok tersebut ialah Rasulullah yang lantas bersabda, ”Ketahuilah Abu Mas'ud, Allah mencatat segala tindakanmu atas pembantu ini.” Sejak peristiwa itu, Abu Mas'ud tidak pernah sekali pun memukul pembantunya.

Pantaslah bila Anas bin Malik RA mengaku, selama kurang lebih sepuluh tahun mengabdi, ia tidak pernah mendapati Rasulullah mengumpat, menyalah-nyalahkan pekerjaannya yang telah ia lakukan. 

Dalam kurun waktu itu pula, yang ia dapati justru penghormatan dan perlakuan baik dari Nabi beserta keluarga. Rasulullah juga tidak pernah menjadikan profesi yang dilakoni Anas bin Malik sebagai status sosial lalu mendiskriminasi mereka berada di level sosial paling bawah.   

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement