Selasa 21 Jan 2014 13:01 WIB

Mendag Ingin Hentikan Impor Sapi Australia

Rep: Mohammad Akbar/ Red: Joko Sadewo
 Pekerja memindahkan sapi impor Australia ke atas truk di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (25/10).     (Republika/ Wihdan)
Pekerja memindahkan sapi impor Australia ke atas truk di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (25/10). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, mengirimkan sinyal untuk mengakhiri kesepakatan impor sapi dengan Australia. Ia menilai, India sebenarnya memiliki harga sapi yang jauh lebih murah dibandingkan Australia.

''Selama ini kita hanya bisa mengimpor (sapi) dari Australia. Ini berkaitan dengan Undang-Undang Peternakan kita. Padahal India itu masih jauh lebih murah,'' kata Gita saat berkunjung ke SMK Teladan Medan, Selasa (21/1).

Selama tahun lalu, Gita menjelaskan, volume perdagangan sapi antara Indonesia dan Australia sebesar 13 miliar dolar AS atau hampir setara Rp 130 triliun. Volume perdagangan tersebut, kata dia, masih bersifat defisit atau Indonesia masih menjadi negara pengimpor.

Lantas untuk pasokan daging selama 2014, Gita mengakui ketersediaannya juga masih belum bisa tercukupi dari produksi sapi dalam negeri. Ia menyebut selama tahun ini diperkirakan kebutuhan pasokan daging sapi mencapai 3-4 juta ekor. Sementara Indonesia, kata dia, baru bisa menyuplai sebanyak 2 juta ekor. ''Sisanya ini masih impor dan itu masih bergantung dari Australia,'' katanya kembali.

Untuk mengubah kebijakan pembelian selain dari Australia, Gita menilai, UU Peternakan yang ada sekarang telah membuat Indonesia menjadi terikat. ''Yang paling penting adalah UU Peternakan itu harus diubah agar kita tidak bergantung lagi pada sapi dari Australia. Untuk sementara kita berharap Kementerian Pertanian dapat menggagas perubahan UU peternakan itu, kalau bisa sesegera mungkin,'' tuturnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement