REPUBLIKA.CO.ID, JATINEGARA -- Pengungsi korban banjir dari Tanah Rendah, Kebon Pala, Jakarta Timur, harus berjalan kaki sekitar setengah jam untuk berobat di kantor kantor Suku Dinas (Sudin) Kesehatan Jakarta Timur.
Anggraini (27 tahun), warga RT 06/08, Tanah Rendah, Kebon Pala, harus berjalan kaki selama sekitar setengah jam untuk memeriksakan anaknya, Adellia (5 bulan), yang sakit batuk dan pilek.
Adellia menderita batuk dan pilek sejak dua hari yang lalu, Senin (21/1), tapi baru sempat dibawa ke Posko Kesehatan di Sudin Kesehatan Jaktim sekarang.
"Kemarin hujan terus, jaraknya juga lumayan jauh, jadi baru sempat dibawa hari ini untuk dirawat. Di sana nggak ada dokter jaga atau puskesmas keliling," ujar Anggraini saat diwawancara pada Rabu (22/1) siang.
Anggraini mengaku, bersama delapan orang anggota keluarganya ,baru mengungsi sejak dua hari yang lalu, Senin malam (20/1). Keluarganya tidak mengungsi sejak awal karena mengira banjir tidak akan setinggi ini.
Selama belum mengungsi, mereka tinggal di loteng rumah. Mereka diangkut dengan perahu kayak oleh Tim Siaga Bencana (Tagana)/ Tim Save and Rescue (SAR), pada Selasa dini hari, pukul 02.30 malam.
Anggraini mengaku ia dan keluarganya telah tinggal puluhan tahun di daerah Tanah Rendah. Jadi walaupun banjir tahunan datang hampir setiap tahun, ia sudah merasa betah dan enak tinggal di rumahnya.