REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Ancaman somasi Sinta Nuriyah, istri mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid, terhadap parpol atau caleg yang memasang atribut kampanye bergambar Gus Dur tanpa seizin keluarga, dinilai hanya ditujukan kepada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
"Sebetulnya, ancaman somasi itu hanya berlaku bagi PKB dan Muhaimin Iskandar," kata Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Firman Noor, kepada ROL, Rabu (22/1).
Ia berpendapat, situasi menjadi masuk akal bila ditelisik dari sejarah pertikaian yang terjadi antara Gus Dur dan Muhaimin. Keluarga Gus Dur hingga kini masih menganggap Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI itu sebagai sosok pengkhianat, lantaran keberaniannya 'memecat' Gus Dur dari jabatan Ketua Dewan Syura PKB.
Konflik politik dengan Muhaimin tersebut kemudian dilanjutkan putri Gus Dur, Yenny Wahid. "Jadi, persoalan ini memang sangat emosional," ucapnya.
Firman mengatakan, sekarang Gus Dur masih menjadi sosok yang memiliki kharisma di mata masyarakat, terutama di kalangan nahdliyin dan Gusdurian. Karenanya, kubu Yenny meminta PKB bersikap konsisten, yakni dengan tidak menggunakan atribut Gus Dur lagi dalam berbagai kegiatan kampanye mereka.
"Para Gusdurian tentunya akan mencari partai mana kira-kira yang paling dipercaya oleh keluarga Gus Dur pada pemilu tahun ini. Dan PPP sepertinya berhasil memanfaatkan peluang tersebut dengan merapat ke keluarga Gus Dur," ujarnya.
Hal itu semakin menguatkan pandangan, ancaman somasi dari Sinta beberapa waktu lalu sebenarnya hanya untuk satu tujuan utama. Yaitu, agar PKB tidak mengambil keuntungan dengan menjual nama Gus Dur pada Pemilu 2014.