REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Agama, Nasaruddin Umar mengungkapkan, almarhum KH Sahal Mahfudz tak pernah terlihat marah.
Nasaruddin berkata, jika ada orang mengadukan persoalan dan menjelekkan pihak lain, almarhum hanya tersenyum. Nasihatnya sangat menyentuh hati, dan jika ada persoalan yang menyangkut umat, berkaitan dengan kepentingan negara, ia tak segan-segan mendiskusikan dengan Nasaruddin Umar.
"Saya masih harus banyak lagi menimba ilmu," ujar Nasaruddin di Jakarta, Jumat (24/1).
Kiai Sahal meninggal dunia, Jumat (24/1) dinihari pukul 01.05 WIB. Kiai yang akrab disapa Mbah Sahal itu menghembuskan nafas terakhir di kediamannya, kompleks pesantren Mathali'ul Falah, Kajen, Pati, Jawa Tengah.
Dukungan keluarga dalam berorganisasi di PBNU sangat kuat sekali. Itu terlihat jika KH Sahal istirahat, tamu yang ingin menjumpainya diatur sedemikian rupa tanpa harus menimbulkan ketersinggungan.
"Tunggu ya, yai masih istirahat," kata Nasaruddin menirukan suara istri Kiai Sahal kepada tamunya.
Jika ada tamu dari luar kota, di kediaman KH Sahal tersedia ruang tamu untuk menginap. Kondisi ruang tamunya sangat sederhana, bersih dan sejuk.
Meski berdomisili jauh dari ibu kota, sepengetahuan Nasaruddin Umat, tak pernah ada pihak yang mewacanakan beliau untuk diganti kedudukannya dari kepengurusan NU. Itu artinya apa, beliau dapat diterima semua kalangan.