REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Institut Pertanian Bogor yang juga salah satu ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Prof Dr Rokhmin Dahuri menilai almarhum KH Sahal Mahfudz merupakan ulama Nahdlatul Ulama yang sejuk dan perekat.
''Almarhum KH Sahal Mahfudz adalah salah satu ulama Nahdladul Ulama (NU) yang sejuk dan rahmatan lil'alamin. Seringkali ia berperan sebagai perekat atau perajut, bila terjadi perselisihan antara ulama lain,'' ungkap Rokhmin Dahuri kepada Republika, Jumat (24/1).
Lebih lanjut, pria kelahiran cirebon Jawa Barat ini menilai, almarhum KH Sahal Mahfudz merupakan seorang yang sangat konsisten, terutama menjalankan aturan NU dan sebagainya dan tidak terpengaruh dengan dinamika politik bangsa dan negeri ini.
Sementara itu, mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Jawa Timur, Prof Dr Imam Suparyogo menilai almarhum KH sahal Mahfduz mengintegrasikan ilmu umum dan ilmu agama.
''Yang saya lihat dari sosok almarhum, apa yang dipikirkan kampus-kampus perguruan tinggi Islam selama ini, ialah terkait dengan konsep integrasi ilmu umum dan ilmu agama, sehingga melahirkan Universitas Islam Negeri (UIN) di beberapa kota.''
Hal itu sebenarnya, sudah dihayati dan diimplementasikan oleh KH Sahal Mahfudz. ''Selain mendalami Alquran dan kitab-kitab kuning, almarhum juga berusaha memahami kehidupan sosial,ekonomi, politik dan lain-lain,'' jelasnya kepada Republika, Jumat (24/1).
Artinya, sambung Imam, ilmu agama dan ilmu umum sudah dikembangkan secara bersama-sama atau integratif oleh Rois Syuriah PBNU ini.
''Beliau tidak saja mengembangkan pendidikan pesantrennya, tapi juga mengembangkan ekonomi masyarakat dengan pendekatan modern seperti bank syariah, bagi hasil dalam pengelolaan pertanian dan lain-lain,'' ujar Imam menambahkan.