REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut, Prof Abdullah Syah menilai, Rais Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Sahal Mahfudz merupakan ulama kharismatik.
Almarhum, kata Abdullah, layak menjadi panutan umat Islam di Indonesia. "Almarhum adalah ulama yang layak menjadi teladan dan panutan," katanya di Medan, Jumat (24/1).
Sebagai akademisi yang mendalami ilmu keislaman, Abdullah Syah mengaku mengenal dengan baik terhadap sosok dan kepribadian KH Sahal Mahfudz.
Sebagai ulama, KH Sahahl Mahfudz adalah orang yang sangat tegas dalam mengambil keputusan dan tidak mau berpihak dalam urusan duniawi yang dapat merusak citra keulamaannya. "Beliau orang yang tegas dan independen, tidak mau ikut kemana-mana," katanya.
Karenanya, kata Abdullah Syah, MUI Sumut merasa sangat kehilangan seorang ulama besar dan berwibawa yang mampu memberikan keteladanan dan pengayoman bagi masyarakat.
Baik secara pribadi maupun instansi MUI, pihaknya mendoakan semoga arwah KH Sahal Mahfudz diterima di sisi Allah SWT dan mendoakan keluarga almarhum dapat merelakan kepergian ulama besar itu dengan kesabaran.
Pihaknya juga berharap ulama di Tanah Air, terutama yang tergabung dalam MUI dapat mencontoh kepemimpinan almarhum yang penuh dengan keteladanan. "Almarhum adalah ulama yang berpegang teguh pada syariat dan tidak bisa diajak untuk kepentingan duniawi," katanya.
Sebelumnya, Rais Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Sahal Mahfudz wafat pada Jumat (24/1) dini hari pukul 01.05 WIB di kediamannya di kompleks Pesantren Mathali'ul Falah, Kajen, Pati, Jawa Tengah. Ulama yang akrab disapa Mbah Sahal itu mengembuskan nafas terakhirnya pada usia 76 tahun.