REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Menjelang dilaksanakannya pemilu di Afghanistan, dua anggota tim sukses untuk kandidat calon presiden Abdullah Abdullah ditembak mati di barat kota Herat. Seperti dilansir BBC, penembakan itu terjadi sehari sebelum kampanye resmi untuk pemilu pada 5 April diselenggarakan.
Menurut TV lokal, para pelaku penyerangan merupakan pria bersenjata yang melepaskan tembakan ketika kedua orang itu keluar dari kantor kampanyenya. Juru bicaranya, Ayed Fazel Sangcharaki sendiri telah mengkonfirmasi insiden penembakan para pekerja pemilu pada Sabtu (1/2) waktu setempat.
“Peristiwa yang terjadi pada awal kampanye ini merupakan pertanda yang buruk, selain itu pasukan keamanan tidak memberikan perlindungan kampanye secara serius,” katanya.
Sementara itu, para pengamat mengatakan bahwa Abdullah Abdullah adalah satu-satunya calon presiden yang secara terbuka mendukung kesepakatan keamanan dengan Amerika Serikat yang memperbolehkan para pasukan asing untuk tetap berada di Afghanistan setelah 2014. Para pasukan asing Amerika ini akan ditarik dari Afghanistan akhir tahun ini. Akan tetapi dalam kesepakatan, sekitar seribu pasukan akan tetap tinggal dan melatih pasukan keamanan lokal.
Abdullah Abdullah sendiri merupakan runner-up dari pemilu 2009 yang dimenangkan Presiden Hamid Karzai. Ia akhirnya menarik diri dari putaran kedua pemilu 2009 karena khawatir terjadi kecurangan dalam pemungutan suara.