Ahad 02 Feb 2014 12:05 WIB
Empat belas warga meninggal akibat terkena semburan awan panas

Sinabung Mengamuk

Sejumlah warga berlarian menyelamatkan diri saat erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Sabtu (1/2).  (AP Photo)
Sejumlah warga berlarian menyelamatkan diri saat erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Sabtu (1/2). (AP Photo)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gunung Sinabung yang terletak di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, mengeluarkan awan panas (erupsi) pada Sabtu (1/2) pukul 10.30 WIB. Akibat semburan awan panas itu, sebanyak 14 warga meninggal dunia, tiga orang dirawat intensif di rumah sakit, dan sebagian lainnya diungsikan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, seluruh korban ditemukan di Desa Sukameriah yang berjarak sekitar dua-tiga kilometer (km) dari puncak kawah Gunung Sinabung. “Semua korban tersapu oleh awan panas saat terjadi erupsi Sinabung dengan tinggi kolom erupsi mencapai dua km. Jangkauan awan panas ke arah tenggara-selatan sejauh 4,5 km,” ujar Sutopo, Sabtu (1/2).

Selain Desa Sukameriah, desa lainnya yang berada dalam radius sekitar tiga km dari Gunung Sinabung adalah Bekerah dan Simacem. Ketiga desa itu berada di sisi tenggara selatan kawah Sinabung. Sutopo mengatakan, warga dari ketiga desa itu nantinya perlu direlokasi ke tempat yang aman. Diperkirakan masih ada korban lainnya.Namun, evakuasi belum bisa dilakukan karena potensi susulan awan panas akan terjadi. Sutopo menjelaskan, hingga saat ini tim SAR terus melakukan evakuasi untuk membantu

para korban dan warga.

Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), awan panas masih berpotensi terjadi sehingga evakuasi tim SAR terpaksa dihentikan. Rencananya, tim SAR gabungan akan melanjutkan evakuasi pada Ahad (2/2). Banyaknya korban jiwa ini karena masih ada warga yang tidak mengindahkan larangan dari BNPB agar warga tidak memasuki radius lima km dari Gunung Sinabung. BNPB juga sudah memasang rambu-rambu, menyosialisasikan, serta menempatkan petugas untuk melarang warga mendekati Sinabung yang statusnya sudah meningkat menjadi Awas. “Untuk itu, perlu kerja sama bersama bahwa di radius lima km dari puncak kawah Sinabung harus dihindari,” ujar Sutopo.

PVMBG meningkatkan status Gunung Sinabung dari level Siaga menjadi Awas terhitung mulai Ahad (24/11), sekitar pukul 10.00 WIB. Status Awas karena kondisinya sudah sangat membahayakan dan lontaran material dari Sinabung bisa mencapai empat km. Karena itu, masyarakat yang bermukim dalam radius lima km dari kawah Gunung Sinabung direkomendasikan untuk diungsikan. Koordinator Media Center Penanggulangan Bencana Sinabung di Posko Kabanjahe Jhonson Tarigan mengatakan, korban tewas ditemukan dalam keadaan terbakar akibat semburan awan panas. Se dang kan, korban yang mengalami luka-luka diungsikan dan sebagian dirawat di RSU Kabanjahe. Jhonson memperkirakan, jumlah korban meninggal dunia lebih dari 14 orang. Pasalnya, masih banyak warga dan korban yang dievakuasi dari Desa Sukameriah, Kecamatan Payung. “Tim relawan saat ini masih bekerja di lapangan untuk mengevakuasi korban lainnya,” kata Jhonson yang juga juru bicara Pemkab Karo. ■ dyah ratna meta novia/rusdy nurdiansyah/antara ed: syahruddin el-fikri

Informasi dan berita lainnya silakan dibaca di Republika. Terimakasih.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement