Rabu 05 Feb 2014 08:35 WIB

Uniknya Perkawinan Massal 100 Pengantin Jalur Gaza

Pernikahan (Ilustrasi)
Foto: AFP
Pernikahan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA GAZA -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas menaja dan membiayai perkawinan massal 100 pengantin di Jalur Gaza pada Selasa (4/2) di Kota Gaza.

Pegiat, teman dan kerabat pasangan tersebut serta para pemimpin Faksi Fatah, pimpinan Abbas, bergabung dalam upacara perkawinan massal itu yang diselenggarakan di tempat pelancongan pantai Jalur Gaza. Mereka menyanyikan lagu nasional dan mengibarkan bendera Fatah, yang berwarna kuning.

Perkawinan massal tersebut diselenggarakan oleh mantan perwira di satuan Pengawal Presiden Palestina. Pada musim panas 2007, HAMAS melalui kekuatan telah merebut kendali atas daerah kantung pantai Palestina itu, setelah berpekan-pekan pertikaian di dalam tubuh pasukan keamanan Abbas.

Sebanyak 50 mempelai wanita mengenakan pakaian tradisional dan 50 mempelai pria memakai jas warna hitam mereka. Mereka semua berdiri di panggung sambil memegang gambar Abbas dan mantan presiden Palestina Yasser Arafat --yang meninggal pada November 2004.

Musik dikumandangkan sementara beberapa penyanyi melantunkan lagu nasional dan penari menampilkan tarian tradisional mereka, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi. Para pemimpin faksi lain juga menghadiri upacara perkawinan massal tersebut.

Tayesser Al-Burdeini, pemimpin Komite tertinggi Faksi Fatah di Jalur Gaza mengatakan kepada Xinhua perkawinan massal itu didanai dan ditaja oleh Presiden Abbas dan diselenggarakan oleh para pengawalnya. "Tujuan perkawinan ini ialah untuk memberi kebahagiaan kepada mempelai wanita dan pria, buat keluarga mereka dan bagi rakyat yang menderita akibat kondisi hidup yang berat," kata Al-Burdeini.

Om Fadi Al-Kafarnah, seorang perempuan yang ikut dalam perkawinan tersebut mengatakan ia hadir di perkawinan itu buat anak laki-lakinya, Ghassan --yang menjadi salah satu dari 50 mempelai pria. Ghassan, putra Al-Kafarnah, sebelumnya mendekam selama delapan tahun di satu penjara Israel. Ia dibebaskan tiga bulan sebelumnya.

Ibu itu berkata, "Saya tidak percaya dengan penglihatan saya bahwa putra saya menikah hari ini, setelah ia dipenjarakan selama delapan tahun."

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement