REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Seorang perempuan di Australia mengajak para pengguna Facebook untuk 'puasa' menggunakan media sosial itu selama bulan Februari 2014 ini. Ironisnya, ajakan ini pun ia sebarkan melalui Facebook.
Terdapat sekitar 1 miliar pengguna fasilitas media sosial dunia maya Facebook di seluruh dunia. Bagi sebagian orang, Facebook sudah jadi bagian rutinitas keseharian mereka, dan interaksi dengan orang lain pun bisa saja lebih banyak dilakukan melalui fasilitas ini.
Caitlyn Pilkington, yang tinggal di Broome, Australia, sadar akan betapa besarnya pengaruh Facebook dalam kehidupan banyak orang. Bahkan, terkadang, pengaruh itu bisa keterlaluan. Oleh karena itu, ia menyerukan gerakan 'puasa' Facebook.
"Saya akui, Facebook bagus sekali untuk tetap berhubungan dengan orang lain, dan mendapat berita dan informasi terkini. Tapi saya rasa bisa juga mengganggu kehidupan anda, menghabiskan waktu, dan saat terbaik untuk mencoba menghilangkan kebiasaan ini adalah Februari, selama satu bulan," ucapnya.
Sebagai gantinya, Pilkington menyarankan menelepon teman, atau janjian bertemu di dunia nyata.
Ironisnya, ajakan ini pun diserukannya lewat Facebook, karena cara ini dianggap cukup efektif.
Pilkington tidak sekadar iseng. Ia mengaku membaca hasil penelitian di internet yang menyatakan, misalnya, bahwa penggunaan Facebook berkorelasi dengan orang-orang yang mengalami depresi, atau kurang puas dengan hidup mereka.
Sementara itu, para peneliti di Amerika Serikat memperkirakan akan ada penurunan popularitas Facebook sebanyak 80 persen dalam jangka waktu setidaknya tiga tahun.
Namun, surat kabar New York Times melaporkan bahwa keuntungan Facebook meningkat sebanyak satu miliar dollar, menjadi 2,59 miliar dollar (Rp 35,4 triliun) pada kuartal Desember 2013, dibandingkan periode yang sama tahun 2012.
Keuntungan ini diperoleh melalui iklan yang menjangkau lebih banyak orang dibanding sebelumnya.