Ahad 09 Feb 2014 09:17 WIB

Woah! Harga Cabai Rawit Tembus Rp 50 Ribu

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Bilal Ramadhan
Pedagang menata cabai merah di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Selasa (6/8).  (Republika/Adhi Wicaksono)
Pedagang menata cabai merah di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Selasa (6/8). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, WONOGIRI- Harga cabai rawit terasa pedas bagi konsumennya. Pada awal Februari 2014 ini, harga cabai rawit sudah hampir mencapai Rp 50 ribu per kilogram. Kondisi seperti ini kerap terjadi setiap menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri.

 

Sudah hampir sepekan ini, harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Wonogiri meningkat tajam. Dibandingkan dengan kondisi sekitar satu bulan yang lalu, harga cabai rawit merah di Pasar Wonogiri Kota mencapai Rp 35 ribu per kilogram. Harga ini dirasa sudah 'mencekik leher' masyarakat.

Belakanagan, sekitar sepekan ini, harga cabai rawit sudah tembus Rp 50 ribu per kilogram. Bukan hanya pembeli yang mengeluhkan tingginya harga ini. Pedagang-pun mengeluh serupa, lantaran saking tingginya harga kulakan mereka dari tengkukak atau petani langsung.

"Wah, harga cabai rawit 'nekak gulu' (mencekik leher)," kata seorang pedagang makanan, Suwardi (50). Warga asal Lingkungan Gerdu, Wonogiri Kota, saat di Pasar Wonogiri Kota, Sabtu (8/2), menambahkan, kenaikan harga cabai rawit di Wonogiri terjadi sudah hampir sepekan ini.

Menurut Suwardi, tingginya harga cabai rawit dipengaruhi hukum ekonomi penawaran permintaan. Permintaan kebutuhan cabai tetap atau bertambah. Sementara, penawaran berkurang. "Jelasnya, saat ini susah mendapatkan barang. Hampir semua pasar tradisional sulit ditemukan dagangan komoditas ini," ujarnya.

Masih menurut Suwardi, minimnya suplai kebutuhan pasar akan komoditas cabai rawit disebabkan petani gagal panen. Ini disebabkan oleh tingginya curah hujan saat ini. Potensi hujan tinggi menyebabkan produksi cabai buruk. Bahkan, guyuran air hujan yang begitu tinggi menyebabkan daun maupun buat cabai muda membusuk.

"Kalau menurut saya, naiknya harga cabai karena curah hujan yang tinggi ini. Akibatnya tanaman cabai membusuk dan akhirnya mati layu," tambah Ny Siti Aisyah (53), pedagang kebutuhan dapur di Pasar Wonogiri Kota.

Kenaikan harga cabai rawit merah, juga terjadi di Pasar Kecamatan Baturetna. Di sini, harga cabai rawit merah bervariasi. Namun, masih berada pada kisaran Rp 50 ribu per kilogram.

"Biasanya, pedagang pasar mendatangkan barang dari luar Baturetno. Ya, terpaksa ongkos transportasi kita juga bertambah dan konsekuensinya harga juga harus kita naikkan," tutur Sri Wartini (45), seorang pedagang kebutuhan dapur.

Tak hanya di Kabupaten Wonogiri saja harga cabai rawit yang melejit. Di Kabupaten Klaten, juga terjadi hal serupa. Harga cabai di Pasar Gede, tak jauh beda dengan Wonogiri. Menurut pedagang, penyebabnya juga sama, suplai barang susah.

Menurut Susi Haryani (48), sulitnya mencari cabai rawit dikarenakan petani gagal panen. Kata petani, sambung pemilik warung makan ini, curah hujan tinggi mengakibatkan petani sayur di Kecamatan Kemalang, Jatinom, Karanghanom, Wedi, dan Manisrenggo, gagal panen. Buah cabai banyak yang busuk, akibat daun tanaman layu terguyur curah hujan tinggi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement