Selasa 11 Feb 2014 20:06 WIB

Jalan Hidup Salikin: Mengasah Telinga Batin (2)

Ilustrasi
Foto: St.gdefon.com
Ilustrasi

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar

Menurut kalangan salikin, sama’ sangat berarti membantu dirinya untuk lebih fokus kepada suasana batin yang diinginkan.

Setidaknya, ada lima manfaat sama’ bagi para salikin. Pertama, melalui sama’, yaitu menyimak dan menghayati lagu dan atau irama tertentu mereka dapat melembutkan jiwanya yang keras, meluruskan pikirannya yang selama ini sering bengkok, membersihkan dan memutihkan hati yang selama ini kotor.

Seni musik merdu dan indah dapat menggiring seseorang untuk melupakan kesedihan, kepenatan, dan kegundahan hidup akibat kekecewaan demi kekecewaan yang mendera dirinya. Sama’ bisa menemukan kembali jati diri seseorang yang telah hilang.

Kedua, para salikin dapat men jadikan sama’ sebagai sarana untuk membuka hijab-hijab yang selama ini muncul sebagai akibat lamanya ia berpisah dengan Tuhannya.

Melalui sama’, hati dan pikiran seseorang bisa terketuk untuk membuka lebar-lebar perhatiannya kepada Tuhan melalui penyimakan syair dan lagu atau irama yang feminin. Perlahan-lahan, ia merasa ringan dan tenang perasaannya saat menghayati sama’ yang mengetuk dinding-dinding kalbunya.

Ketiga, kalangan salikin saat menghayati sama’ mendengarkan kembali komitmen spiritual yang pernah ia ikrarkan kepada Allah SWT. Hampir setiap orang pernah menyesali perbuatan buruknya sambil berikrar untuk meninggalkan dunia hitam dan gelap itu lalu kembali ke jalan yang benar.

Namun, dalam perjalanan hidupnya kemudian kembali terjerumus lagi. Melalui sama’ ikrar dan komitmennya bisa diperbarui kembali dengan menjalani kehidupan baru yang bebas dari noda dan dosa.

Keempat, ketika para salikin berada di dalam majlis sama’, ketika itu mereka berusaha untuk mencontoh sahabat-sahabat spiritual dan para mursyidnya yang tanpa beban penuh perhatian dan fokus menghayati sebuah irama lagu dan musik yang mengandung nasihat-nasihat luhur.

Dalam hati kecil para salikin, tebersit keinginan untuk menjadi mursyid walau hanya di tengah keluarganya sendiri yang amat terbatas.

Kelima, kalangan salikin dapat menjadikan tradisi sama’ untuk menjadikan telinganya lebih sensitif terhadap pesan-pesan Tuhan. Bunyi-bunyi halus di berbagai tempat bisa dimaknai sebagai pesan yang amat berharga bagi manusia.

Kita perlu mengingat, sebagian wahyu yang diterima Rasulullah berupa bunyi-bunyi lonceng, lalu Rasul menerjemahkannya ke dalam bahasa visual.

Inilah wahyu paling sulit diterima Rsulullah, sehingga Aisyah pernah berkata, wahyu paling sulit diterima suaminya tersebut ialah dalam bentuk bunyi lonceng. Terkadang, saat musim dingin Rasulullah berkeringat lantaran ia harus menerjemahkan dengan baik suara-suara lonceng yang disampaikan oleh Jibril.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement