Selasa 11 Feb 2014 22:51 WIB

Disperdagin: Ekonomi Surabaya Terus Tumbuh

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Djibril Muhammad
Pemkot Surabaya
Pemkot Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Perdagangan dan Perindustian (Disperdagin) Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim) mencatat, situasi kota yang relatif aman, adanya kepastian hukum, dan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di Kota Surabaya.

Kepala Dinas Disperdagin Kota Surabaya, Widodo Suryantoro mengatakan, banyak pengusaha berlomba-lomba untuk menanamkan investasinya di Kota Surabaya.

"Hal ini selaras dengan predikat Kota Surabaya sebagai kota perdagangan dan jasa," katanya di kantor Bagian Humas Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Senin (10/2).

Menurut Widodo, dibukanya akses jalan Middle east Ring Road (MERR) atau jalan lingkar luar timur dan juga jalan lingkar barat, telah mendorong pertumbuhan ekonomi terus tumbuh. Faktanya, pertumbuhan ekonomi dan investasi di Kota Surabaya, terus bergerak naik secara signifikan.

Ketika infrastruktur dipenuhi seiring dibukanya akses jalan, otomatis pertumbuhan ekonomi di Kota Surabaya akan tumbuh. Apalagi, Surabaya juga aman untuk investasi. Luar biasa investasi di Surabaya.

"Di awal tahun ini, pertumbuhan ekonomi sudah menyentuh satu digit. Sekarang sudah di angka 7,4 persen," ujarnya.

Dikatakan Widodo, salah satu parameter tingginya aktifitas perekonomian di Kota Surabaya yang mnembuat kota ini layak disebut kota perdagangan dan jasa adalah banyaknya pengurusan perizinan yang masuk ke dinasnya.

Setiap hari, rata-rata ada 100 permintaan legalitas usaha seperti surat izin usaha perdagangan (SIUP) maupun Tanda Daftar Perusahaan (TDP). "Kadang memang turun, tetapi kadang naik. Per hari rata-rata ada permintaan 100 perijinan yang masuk," ujarnya.

Selain pertumbuhan investasi yang terus bergerak naik, Disperdagin Kota Surabaya juga berupaya menekan angka inflasi di Surabaya. Meski fluktuatif alias bisa naik atau turun, angka inflasi di Surabaya kini berkisar di angka 4,3 persen. Dia mengklaim, angka ini lebih rendah dari angka inflasi profinsi dan juga nasional.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement