Rabu 12 Feb 2014 20:19 WIB

Ahok: Kenapa Harus Bus Cina?

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Karta Raharja Ucu
Petugas memeriksa Bus TransJakarta dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) baru di Pool TransJakarta, Cawang, Jakarta Timur, Senin (10/2).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Petugas memeriksa Bus TransJakarta dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) baru di Pool TransJakarta, Cawang, Jakarta Timur, Senin (10/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Temuan rusaknya lima unit bus Transjakarta articulated (gandeng) dan delapan unit Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) berbuntut panjang. Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Jakarta Udar Pristono akan dimutasi dari jabatannya karena dinilai sebagai orang yang bertanggung jawab atas rusaknya ke-13 bus tersebut.

"Dia enggak dipecat tapi akan dipindahkan ke tempat yang lebih nyaman," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Balai Kota, Jakarta, Selasa (12/2). Ahok mengaku kecewa dengan kondisi bus Transjakarta dan BKTB yang baru dibeli dari Cina. Ia menganggap alasan Kadishub Udar Pristono atas rusaknya bus yang disebabkan cipratan air laut saat proses shipping tidak masuk akal. "Kualitas besi yang dipakai campuran mungkin, makanya nggak kesiram air saja karatan," kata Ahok.

Pemda DKI Jakarta sudah memutuskan tidak akan membayar bus yang rusak. Hingga kini Pemda DKI Jakarta baru membayar sekitar Rp 300 miliar dari total kontrak satu triliun rupiah. Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) telah bersedia bertanggung jawab penuh atas kerusakan tersebut.

Ahok menduga ada kelalaian dalam proses pengadaan unit-unit bus Transjakarta menyusul ditemukannya beberapa bagian bus yang berkarat. "Tidak mungkin komponen-komponen yang ada di bus gandeng dan bus sedang itu karatan karena terkena air laut. Kemungkinan, ada unsur kelalaian dalam proses pengadaannya," kata Ahok.

Ia mengaku sudah memberikan instruksi Dishub DKI agar membeli bus dengan kualitas yang baik, sehingga lebih awet dan tahan lama. "Padahal, saya sudah minta Dishub DKI supaya membeli produk yang bagus. Mahal sedikit tidak apa-apa, yang penting kualitasnya baik dan terjamin," ujar Ahok.

Wagub kelahiran Manggar, Belitung Timur, 29 Juni 1966 itu heran karena semua bus yang dibeli merupakan produksi Cina dan tidak ada produsen otomotif dari Eropa atau negara-negara Barat lainnya, yang diikutkan dalam lelang pengadaan bus tersebut. "Produk-produk buatan Cina banyak yang bagus, tapi juga banyak yang jelek. Makanya, kita bingung kenapa hanya dari Cina dan tidak ada merek-merek lain dalam pengadaan bus tersebut," ucap Ahok.

Karenanya, Ahok akan menggandeng penegak hukum untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait permasalahan tersebut. "Untuk mengetahui apakah ada unsur kelalaian dalam masalah ini atau tidak, kita mau bekerja sama dengan aparat penegak hukum supaya diselidiki," kata Wagub berusia 47 tahun itu mengakhiri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement