REPUBLIKA.CO.ID, Kemayoran -- Warga yang berada di bantaran kali Sentiong, Kelurahan Kebon Kosong, Kecamatan Kemayoran, Jakarta, sedikit-sedikit dipindahkan ke Rumah Susun Komaruddin, Jalan Pangeran Komaruddin, Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.
Rusun itu disediakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai kompensasi bagi warga Sentiong yang rumahnya bakal digusur. Mayoritas warga senang relokasi tersebut. Sebab, rumah yang mereka tempati selama puluhan tahun di bantaran kali memang sangat memprihatinkan.
Jumani (44) contohnya. Ia harus berdesakan dengan kelima anaknya di rumah sempit dan kumuh. "Saya sedih sih karena saya harus pindah dari kampung sendiri. Tapi saya senang karena pemerintah mau ngasih tempat yang layak buat anak-anak saya," katanya saat berbincang dengan ROL, Selasa (11/2).
Selama tinggal di bantaran Kali Sentiong, Jumani dan warga kerap merasakan banjir. Sebab, banjir di wilayah tersbeut bisa mencapai 50 sampai 80 sentimeter. Alasan itulah yang membuat Pemprov DKI merelokasi tempat warga.
Namun banyak dari warga yang masih berat meninggalkan rumahnya. Mereka juga bingung dengan anak mereka yang sekolah dan mendekati ujian sekolah (US). “Saya mau pindah secepatnya, tapi bagaimana anak saya yang sebentar lagi mau ujian, kasihan kalau pindah sekolah, tanggung," ucap Jumani.
Pengakuan serupa disampaikan warga Kebon Kosong lainnya, Jojo (59). Pria yang tinggal di RT 16/009 ini mengaku senang dengan relokasi. “Kalau pemerintah mau ambil tanahnya silahkan saja, yang penting kita dapat duit dan rumahnya layak," ujar Jojo sambil tersenyum.
Warga mengaku selama enam bulan pertama tidak dipungut biaya. Tetapi, setelahnya, mereka harus membayar terkantung letak lantai berapa mereka tinggal. Tarif yang dikenakan bervariasi sesuai dengan Perda No. 3 Tahun 2012. Mulai dari Rp 256 ribu hingga 234 ribu per bulan.
Meski senang mereka juga mengeluhkan kondisi Rusun komaruddin yang rusak. Beberapa kamar seperti di blok E rusak. Dinding bangunan retak, plapon yang rusak serta keramik yang kotor juga cat-cat yang terkelupas. Kondisi itu membuat warga yang direlokasi harus mengeluarkan uang pribadi untuk memperbaikinya. Mereka berharap, Pemprov DKI lebih memperhatikan kondisi runsun yang akan mereka tempati.