REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kondisi lokasi terdampak erupsi Gunung Kelud terparah di Kecamatan Ngantang, Malang seperti kota mati. Tidak ada aktivitas kehidupan seperti sekolah atau jual beli di pasar. Banyak kendaraan pribadi seperti sepeda motor, mobil, dan ternak yang ditinggalkan penghuninya.
Kondisi di Ngantang juga masih mencekam karena abu vulkanik Gunung Kelud masih turun sehingga menutupi jalanan, rumah dan membuat jarak pandang sangat terbatas atau kurang dari 1,5 meter. Banyaknya abu yang turun membuat jalanan Ngantang seperti gurun pasir, hanya saja berwarna putih.
Tebal abu vulkanik sekitar 10 sentimeter (cm) sampai 15 cm membuat pengendara kendaraan yang melewati jalanan ini harus memelankan kecepatannya agar tidak tergelincir. Masyarakat maupun petugas yang masih ada di daerah ini juga harus mengenakan masker karena abu yang beterbangan akibat tertiup angin. Mata yang terkena abu ini akan terasa perih. Diimbau kepada masyarakat jangan melewati daerah ini. Kalaupun terpaksa lewat harus menggunakan masker dan sangat berhati-hati dalam mengendarai kendaraan pribadi.
Anggota brigade mobil (Brimob) Bantuan Kendali Operasi (BKO) Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) Brigadir Riyadi yang bertugas mengamankan lokasi di Kecamatan Ngantang mengatakan, semua warga di Ngantang sudah meninggalkan rumah untuk kemudian mengungsi di titik evakuasi.
“Jadi ketika kami melakukan pengecekan disini, rumah-rumah warga sudah banyak yang kosong. Namun, kami terus mencari warga yang belum dievakuasi,” katanya.
Jika ditemukan warga yang belum mengungsi, pihaknya memberi masukan agar warga segera melapor ke Polsek Ngantang agar segera dievakuasi. Ia belum mengetahui secara pasti kapan proses evakuasi berakhir. Yang jelas pihaknya menunggu perintah lebih lanjut.