REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR --Daerah berbahaya radius sekitar 10 kilometer selatan Gunung Kelud (1731 mdpl) di batas wilayah berpenghuni dusun Kruwuk/Gadungan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Sabtu terlihat tetap ramai oleh berbagai aktivitas warga.
Wartawan Antara yang memantau wilayah di Kecamatan Gandusari tersebut, melihat banyak warga yang tetap melakukan aktivitas seperti biasa, seperti mencari rumput di areal perkebunan, menyiangi tanaman di ladang dan kegiatan sehari-hari lainnya, termasuk membuka kios aneka kebutuhan sehari-hari.
Di jalan beraspal yang terdapat pos penjagaan di dekat lapangan/SDN Gadungan 2, terlihat hilir-mudik warga mengendarai sepeda motor, selain beberapa kali ada mobil melintas, termasuk yang menuju utara arah Gunung Kelud.
"Kalau sampai siang tadi saat para guru masih berada di sekolah, di pos penjagaan itu banyak aparat dari kepolisian dan TNI. Warga dilarang melintas ke utara. Kalau kemudian pos penjagaan kosong, mungkin petugasnya sedang istirahat," ujar seorang warga yang mengaku berprofesi sebagai guru di SDN Gadungan 2.
Di areal perkebunan kopi di batas wilayah tak berpenghuni itu, seorang pria mengenakan kaos merah terlihat sedang mencari rumput. Ketika didekati dan ditanya kenapa mencari rumput di area berbahaya? warga itu beralasan demi memberi pakan ternaknya. "Mudah-mudahan aman-aman saja seperti kemarin," ujarnya.
Meski daerah Kruwuk/Gadungan cukup dekat dengan Gunung Kelud, namun kondisi jalan, atap rumah dan daun aneka tanaman terlihat bersih, tidak terkena tebaran abu vulkanik dari gunung yang erupsi pada Kamis (13/2) malam itu.
"Saat malam terjadi erupsi itu, daerah sekitar sini sempat terkena tebaran kerikil panas. Warga tunggang langgang menuju lokasi pengungsian sesuai petunjuk evakuasi yang dipasang di sepanjang jalan. Mungkin sekarang sudah tergolong lebih aman, sehingga warga memilih kembali ke rumah," ungkap Teguh, warga setempat.